Beijing, Gatra.com - Virus novel corona yang bergerak cepat menyebar di antara penumpang kapal pesiar Jepang yang dikarantina pada hari Kamis (6/2) dan memengaruhi produksi di lebih banyak bisnis global.
Korban tewas akibat virus di Cina daratan melonjak 73 menjadi 563, dengan lebih dari 28.000 infeksi dikonfirmasi di Cina yang menjadi ekonomi terbesar kedua. Sekitar 3.700 orang di kapal Diamond Princess melakukan tes dan karantina selama setidaknya dua pekan, yang memiliki 20 kasus virus. Jepang sekarang memiliki 45 kasus virus.
Seorang novelis Amerika berusia 75 tahun, Gay Courter, mengatakan, Ia berharap pemerintah AS akan melepas orang Amerika. "Lebih baik bagi kita untuk melakukan perjalanan sambil sehat, jika kita sakit, dirawat saja di rumah sakit Amerika," katanya dilansir dari Reuters.
Di Hong Kong, kapal pesiar lain dengan 3.600 penumpang dan awak dikarantina untuk hari kedua sambil menunggu pengujian setelah tiga kasus di dalamnya. Sementara, di Taiwan, yang memiliki 13 kasus, melarang kapal pesiar internasional untuk berlabuh.
Di Cina, kota-kota telah ditutup, penerbangan dibatalkan dan pabrik ditutup, menutup jalur pasokan yang penting bagi perekonomian dunia. Perusahaan termasuk Hyundai Motor (005380.KS), Tesla (TSLA.O), Ford (FN), PSA Peugeot Citroen (PEUP.PA), Nissan (7201.T), Airbus (AIR.PA), Adidas (ADSGn.DE), dan Foxconn (2317.TW) mengalami keterpurukan.
Analis keuangan telah memangkas prospek pertumbuhan Cina, dengan lembaga pemeringkat Moody mengambil risiko untuk penjualan dan output mobil. Nintendo Co Ltd (7974.T) mengatakan, penundaan produksi dan pengiriman Switch console dan barang-barang lainnya ke pasar Jepang "tidak dapat dihindari" karena virus novel corona. Honda Motor Co (7267.T) sedang mempertimbangkan untuk menunda operasi lebih lama dari yang direncanakan di tiga pabriknya di Wuhan, pusat wabah virus.
Indonesia juga kehilangan pendapatan sebesar US$4 miliar dari pariwisata jika perjalanan dari Cina terganggu sepanjang tahun. Cina telah dilanda berbulan-bulan kerusuhan pro-demokrasi yang keras. Lalu, virus novel corona merusak perekonomiannya dan mendesak bank-bank untuk mengadopsi "sikap simpatik" dengan peminjam.
Namun, saham global memperpanjang pemulihan mereka, didukung oleh rekor penutupan di Wall Street dan pengumuman Cina tentang pemotongan tarif pada beberapa impor dari AS, yang dilihat para analis sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan.
Saat ini, Cina juga tengah dikucilkan karena virus itu dan sedang mempertimbangkan menunda pertemuan tahunan badan legislatif tertinggi, Kongres Rakyat Nasional pada 5 Maret mendatang.