Mataram, Gatra.com - Masyarakat diminta untuk mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dinas Kesehatan NTB mencatat, hingga minggu pertama Februari 2020 ada 186 kasus orang diduga terjangkit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypty dua diantaranya meninggal dunia. Dua orang yang meninggal berasal dari Kabupaten Lombok Barat.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi membenarkan jika saat ini ditemukan 186 orang suspect DBD yang tersebar di kabupaten/kota di NTB. Dan dari pengalaman tahun sebelumnya, dari jumlah suspect DBD bisanya terdapat 60 persen yang positif DBD.
"Kalau dari pengalaman 2018, dari jumlah suspect itu, biasanya 60 persen yang positif DBD," kata Nurhandini di Mataram, Kamis (6/2).
Dari 186 kasus DBD di NTB, jumlah suspect terbanyak berada di Kabupaten Lombok Barat dengan gejala suspeck yang ditemukan sebanyak 73 kasus.
Bahkan di Kecamatan Gerung dilaporkan dua orang warga meninggal karena terjangkit demam berdarah. Kasus terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Gerung dengan 36 kasus, disusul Kecamatan Kuripan 13 kasus, Kecamatan Lembar 10 kasus, Kecamatan Narmada 4 kasus, Kecamatan Kediri dan Kecamatan Lingsar 1 kasus, Kecamatan batulayar 6 kasus dan Kecamatan Labuapi 2 kasus.
Kepala Seksi Seksi Surveilens dan lmunisasi Dinas Kesehatan Lombok Barat Sarjan mengaku, DBD ditandai dengan gejala seseorang berupa demam, panas, batuk-batuk, filek, radang tenggorokan dan nyeri badan.
Baca juga : 647 Orang Diserang DBD, Dinkes NTT Kirim Tim ke 4 Kabupaten
“Namun dari kasus yang ditemukan tersebut bisa diselamatkan. BLUD Puskesmas yang ada di setiap Kecamatan segera melakukan tindakan gerak cepat dan tindakan pertolongan lebih lanjut untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),” ujar Sarjan.
Selain itu kata sarjan, Pemda Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan juga telah membuat surat himbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, terutama di rumah yang tersedia bak mandi agar dilakukan pengurasan air sekali seminggu.
Masyarakat juga diminta untuk mengaktifkan gerakan Jumat Bersih dengan melakukan gotong royong bersama untuk membasmi sarang nyamuk.
“Saat ini juga kita sudah siapkan kader kesehatan yang direkrut dari masyarakat itu sendiri sebagai juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) di setiap rumah sekaligus menggungah kesadaran masyarakat untuk agar mewaspadai DBD,” ungkap Sarjan.