Purwokerto, Gatra.com - Harga bawang di sejumlah pasar tradisional di Purwokerto, Jawa Tengah, mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Melonjaknya harga komoditas ini membuat para pedagang memilih mengurangi stoknya.
Salah satu pedagang di Pasar Manis Purwokerto, Rohmat (34) menuturkan, harga bawang putih mulai merangkak naik sejak sepekan lalu menjadi Rp70 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga komoditas ini hanya berkisar Rp35 ribu.
"Drastis naiknya. Eceran tadinya Rp35 ribu, sekarang Rp70 ribu," kata dia, Kamis (6/2).
Menurut Rohmat, stok bumbu dapur itu sudah mahal sejak dikirimkan oleh para pengepul. Para pengepul ini, kata dia, juga mengurangi stok bawang putih.
"Katanya ada isu corona, jadi berpengaruh ke impor. Importirnya menghentikan sementara untuk antisipasi virus (korona)," ujarnya.
Seperti pedagang lainnya, kenaikan harga ini membuat Rohmat mengurangi jumlah pasokan. Biasanya dia memasok dari pengepul sebanyak 2 kuintal. Namun, sepekan ini Rohmat hanya menyediakan 50 kilogram sampai maksimal 1 kuintal bawang putih.
"Normalnya stok 2 kuintal sekarang 50 kilogram maksimalnya 1 kuintal," ujarnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banyumas, Edi Aprotuwiyono mengatakan, isu penyebaran virus korona turut mempengaruhi kebijakan impor. Pemerintah pun menghentikan pasokan bawang putih dari Tiongkok.
"Semenjak ramainya virus corona itu lho, impor dari negara Tiongkok berkurang. Padahal, infonya di Indonesia sendiri tidak bisa ditanami, seolah-olah tanaman bawang putih itu tidak cocok ditanam dengan iklim di Indonesia," kata dia.
Menurutnya, penghentian impor bawang putih dari China ini turut mendongkrak harga. Bahkan mempengaruhi tingkat inflasi Purwokerto pada bulan Januari 2020.