Gorontalo, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta mahasiswa di Gorontalo berani menghadapi tantangan zaman dengan segala risiko dan kerumitnya. Oleh karena itu, mahasiswa harus membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan yang tidak terbatas.
"Kalau kalian mau gapai pulau harapan di balik fatamorgana, maka kalian harus mau melepas tambak perahu dari depan. Artinya kalian harus mau melepas selimut kenyamanan untuk mengarungi samudera. Kalian harus berani berhadapan dengan badai karena selalu ada Tuhan di dalam diri kita," ucap Mentan yang disambut gemuruh tepuk tangan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) saat menyampaikan Kuliah Umum di Auditorium Utama UNG, Rabu (5/2/2020).
Menurut Syahrul, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk bersaing dengan kemampuan negara lain di belahan dunia. Terlebih, era teknologi yang menguasai semua sektor dapat diakses dengan mudah setiap saat.
"Saya katakan bahwa era kalian adalah era abandon, era yang dipenuhi dengan teknologi, riset dan sains. Tentu saja era kalian beda dengan era saya karena ada banyak kemudahan dan akses yang bisa didapatkan," katanya.
Dengan berbagai kemudahan tersebut, Syahrul berharap, ke depannya tidak ada lagi lulusan kampus yang bernasib miskin. Sebaliknya, lulusan kampus harus hadir dengan posisi ekonomi yang kaya raya.
"Di sini siapa yang mau kaya? Kalau begitu kalian harus siap dengan tantangan dan memastikan diri agar tidak miskin. Apalagi era kalian tinggal membuka ponsel lalu klik sekali selesailah persoalan," katanya.
Di samping itu, kata Syahrul, Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan cepat pada saat memasuki era abandon. Era dimana semua sarana dan prasarana terbuka lebar dan bisa didapat dengan mudah.
"Pelajari semua yang ada disini dan ambilah ilmu untuk menghadapi era abandon. Kemudian perbaiki manajemen diri serta perbaiki perilaku. Kalian harus memiliki karakter yang baik dengan agama yang kuat," tutupnya.
Sebagai informasi, kuliah umum Mentan Syahrul dihadiri oleh 2000 mahasiswa dari berbagai Fakultas Universitas Negeri Gorontalo. Kuliah ini digelar dengan mengusung tema "Kebijakan Pembangunan Pertanian di Indonesia". (Adv)