Cilacap, Gatra.com – Petani di sejumlah desa wilayah Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengandalkan ikan Gurame dan Tawes sebagai unggulan di sentra pembibitan ikan. Seorang petani pembenih ikan, Jumana mengatakan mereka memilih dua jenis ikan ini lantaran tidak semua petani bisa membibitnya. Butuh keahlian dan keuletan agar bisa membenihkan dua ikan air tawar bercita rasa khas ini.
Kondisi ini membuat benih dua jenis ikan ini selalu laris sepanjang musim tanam ikan. Pasalnya, stok dari pembibit atau pembenih tidak sebanyak ikan jenis lainnya, misalnya lele. “Kalau lele itu semua orang bisa membibit. Jadi persaiangannya tinggi karena pembenihnya banyak,” ucapnya.
Dia menjelaskan, untuk membenih ikan Gurame dan Tawes, petani juga butuh beberapa kolam yang fungsinya berlainan. Ada kolam khusus untuk indukan. Kemudian, ada pula kolam untuk pemijahan. “Kalau Tawes sekali memijahkan itu sekitar 15 ekor indukan. Itu jadinya sekitar 330 ribu-350 ribu ekor benih,” jelasnya.
Benih ini bisa dijual dalam jangka 15-20 hari setelah indukan betina dan jantan ditempatkan di kolam pemijahan. Modelnya borongan. Menurut dia, keuntungan pembenih ikan memang tidak terlampau besar. Tetapi pembenih akan untung lebih besar jika benih dipelihara terlebih dahulu antara sebulan atau dua bulan. Tiap panen, omzetnya mencapai jutaan rupiah. “Yang lumayan itu, dijual pas benih kecil, satu ekor kalau langsung ke konsumen itu Rp20, kalau ke Balai Benih Ikan (BBI) itu Rp15,” ucapnya.
Dia menerangkan, dalam setahun ia bisa memijahkan sekitar tujuh kali. Pemijahan terutama dilakukan pada akhir musim kemarau hingga akhir musim hujan. “Pokoknya kalau masih ada yang nanem ikan itu benih masih laku. Kalau sudah kemarau tidak ada lagi yang nanem ikan. Ya sudah, memijahnya jarang-jarang,” ungkapnya.