Magelang, Gatra.com - Petani bawang putih di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang mendapat bantuan sarana produksi pertanian dari APBN. Kaliangkrik pernah menjadi sentra bawang putih nasional di awal tahun 1990-an.
Bantuan sarana produksi pertanian tersebut dialokasikan untuk menggarap lahan bawang putih seluas 185 hektare. Bantuan tersebut berupa subsidi pupuk dan kebutuhan produksi (saprodi) pertanian lainnya.
“Harapannya bisa mengembalikan masa kejayaan bawang putih di Kaliangkrik. Mendorong juga swasembada bawang putih nasional,” kata Camat Kaliangkrik, Daryoko Umar Singgih, Rabu (5/2).
Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kaliangkrik, Edy Susilo, total lahan bawang putih di wilayahnya mencapai 284 hektare. “Target produksi sekitar 6 ton per hektare,” ujar Edy yang ditemui saat penilaian optimalisasi pemanfaatan pekarangan (OPP) di Desa Maduretno.
Di luar lahan penerima bantuan saprodi pertanian dari APBN, petani menanam bawang putih di 25 hektar lahan mandiri. Sisanya adalah petani mitra importir bawang putih di Desa Adipuro seluas 57 hektare dan Desa Mangli seluas 17 hektar.
Baca juga : Masyarakat Sekitar Hutan Bisa Ajukan Kemitraan Konservasi
“Bawang putih saat ini menjadi produk unggulan pertanian Kecamatan Kaliangkrik. Kami tingkatkan produksinya tahun ini agar mencapai target,” kata Edy.
Bawang putih unggulan Kecamatan Kaliangkrik adalah jenis lokal, lumbu kuning dan hijau. Ada juga petani yang membudidayakan jenis Tawangmangu Baru, namun jumlahnya tidak banyak.
Tujuan membudidayakan jenis bawang putih lokal, salah satunya adalah memutus rantai ketergantungan impor bibit. Saat ini, sudah ada 3 kelompok tani di Kecamatan Kaliangkrik yang berhasil melakukan pembibitan bawang putih lokal.
Baca juga : Pemkab Magelang Genjot Produksi Pertanian dan Perikanan
Meski ukuran siung bawang putih lokal relatif lebih kecil, kandungan allicin-nya 7 kali lebih banyak dibandingkan varietas impor. Kandungan allicin dari bawang putih diyakini bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.