Jakarta, Gatra.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menyelesaikan pembentukan holding perusahaan asuransi BUMN pada Februari ini. Nantinya, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) akan dijadikan sebagai entitas induk.
"Yang bisa saya sampaikan, pembentukan holding Bahana (PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia) sudah hampir final. Jadi Februari ini holding asuransi akan berdiri," kata Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, saat menghadiri acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2).
Wamen yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan, pembentukan PT Buana merupakan salah satu bagian dari hasil diskusi dengan Panitia Kerja (Panja) Komisi VI DPR. Nantinya, di dalam holding asuransi itu, akan terdapat sejumlah perusahaan asuransi plat merah, seperti Jasindo, Jasa Raharja, Askrindo, dan Jamkrindo.
Adapun PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang saat ini tengah bermasalah, tidak dimasukan ke dalam holding asuransi tersebut.
"Belum. Belum (masuk holding). Jadi di dalamnya ada Jasindo, Jasa Raharja, Askrindo dan Jamkrindo. Nanti kita akan gunakan Bahana sebagai induk untuk transformasi asuransi secara keseluruhan. Dan akan digunakan untuk penyelamatan polis dari pemegang polis Jiwasraya," katanya.
Setelah permaslahan Jiwasraya selesai, Tiko mengaku, ada kemungkinan Jiwasraya juga nantinya dimasukan gabung ke dalam holding asuransi.
"Caranya nanti masih belum bisa di-share, belum sepakat dengan Panja," ujarnya.
Sementara itu, pembentukan holding perusahaan asuransi itu sendiri adalah untuk menyelamatkan Jiwasraya, dari permasalahan yang dihadapinya saat ini. Yakni, agar perusahaan asuransi plat merah itu bisa membayarkan polis kepada para nasabahnya.
"Nanti kita disitu akan gunakan Bahana sebagai vehicle untuk transformasi asuransi secara keseluruhan. Pelan-pelan, nanti akan kita gunakan untuk sebagian penyelamatan pemegang polis Jiwasraya juga," ujar Tiko.
Selain itu, kata Tiko, pembentukan holding asuransi juga ditujukan untuk memperkuat transformasi perusahaan asuransi, baik dari sisi keuangan, manajemen risiko, pengelolaan investasi, serta pengelolaan produk-produk asuransi. Kedepannya tidak akan terjadi lagi permasalahan seperti yang terjadi pada Jiwasraya saat ini.
"Nanti ada fungsi untuk portofolio investment, manajemen risiko dan kepatuhan, untuk hindari masalah seperti ini. Kita juga ingin bisnis asuransi ke depan semakin baik supaya asuransi BUMN bisa bersaing dengan asuransi asing," kata Tiko.