Pati, Gatra.com - Masih tingginya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Pati membuat sejumlah lahan persawahan tergenang bahkan mengalami puso. Meski begitu, Dinas Petanian Pati optimis kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani bisa menjadi satu diantara wilayah penyangga swasembada beras di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pertanian Pati, Muchtar Efendi mengatakan, ada tujuh kecamatan yang area persawahannya terdampak genangan air. Adalah Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, Sukolilo, Juwana, Margorejo dan Dukuhseti.
"Lahan tanaman padi yang terkena itu total ada sebanyak 1.259 hektare. Sedangkan yang puso 602 hektare," ujarnya saat ditemui Gatra.com di kantornya, Rabu (5/2).
Ia merinci, Kecamatan Kayen yang terimbas banjir 210 hektare dan puso 122 hekare lahan pertanian. Kemudian di Kecamatan Gabus ada 137 lahan terdampak dan 39 hektare puso. Sementara di Kecamatan Jakenan 10 hektare tergenang.
Kecamatan Sukolilo ada 589 hektare lahan tergenang dan 146 hektarenya puso. Kecamatan Juwana sebanyak 20 hektare tergenang dan 10 hektare puso. Kecamatan Margorejo sebanyak 47 hektare tergenang dan 47 hektare puso. Terakhir Kecamatan Dukuhseti sebanyak 288 hektare lahan terdampak banjir dan 288 hektare terancam puso.
"Yang tertinggi itu ada di Kecamatan Sukolilo dengan 589 hektare lahan yang tergenang. Rata-rata umur padi yang terdampak 15 hari," bebernya.
Untuk menekan angka kerugian petani, lanjut Muchtar, pihaknya memberikan bantuan kepada para petani yang lahan pertaniannya terdampak banjir. "Kemarin kita juga ada penangkar yang punya mitra kita bantu stimulan yakni berupa benih padi kepada para petani," terangnya.
Terlepas dari itu, ia menyebut, Kabupaten Pati merupakan penyangga swasembada nomer tiga di Jawa Tengah, dengan surpulus sebesar 300 ribu ton beras per tahun. "Tahun 2019 memang mengalami penurunan karena dampak perubahan iklim, karena kemarin ada banjir, puso, kekeringan sehingga agak menurun, tapi masih menjadi unggulan untuk tanaman padi ini," jelasnya.