Jakarta, Gatra.com- Komisi X DPR RI menggelar pertemuan dengan beberapa perusahaan swasta. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), dihadiri Wakil Presiden Direktur, Caroline Riady. Dalam pemaparannya, Caroline mengeluhkan jumlah dokter spesialis di Indonesia yang masih minim.
Selain itu, perempuan berusia 36 tahun itu menjelaskan, salah satu persoalan disebabkan pemerintah kurang mengakomodir potensi Warga Negara Indonesia (WNI) lulusan universitas luar negeri. Akhirnya, mereka lebih memilih mencari kerja di luar negeri.
“Distribusi semakin sulit. Banyak anak bangsa pergi ke luar negeri menimba ilmu. Setelah menimba ilmu, mereka tidak bisa kembali. Mereka praktik di Malaysia dan Singapura. Masyarakat Indonesia dilayani dokter Indonesia tetapi bukan di Indonesia,”katanya di Gedung DPR RI, Rabu (5/2/2020).
Caroline menyebut, upaya tersebut menjadi penting mengingat penetrasi di bidang kesehatan masih rendah. Ia menyimpulkan, banyak masyarakat belum terlayani secara optimal, khususnya di daerah pedalaman.
“Demi memenuhi kebutuhan tenaga dan kapabilitasi. Repatriasi lulusan luar negeri perlu kita bakukan. Repatriasi lulusan luar negeri diperlukan karena jumlah tenaga medis kita tidak bisa mencukupi,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyarankan pemerintah untuk meninjau ulang standarisasi rumah sakit. Menurutnya, hal ini membutuhkan aspek kewaspadaan.
“Standarisasi perlu tetapi ada bahaya. Ada kaya ilmu dan miskin ilmu. Ketika menstandarisasi harus hati hati, harus sama sama tinggi. Kita tingkatkan yang rendah, dan bebaskan yang tinggi untuk berinovasi. Keleluasaan untuk berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas SDM. Ada dua kelompok itu,” katanya.