Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ketidakpastian ekonomi global masih berlangsung hingga saat ini. Dia pun melontarkan candaan, bahwa ketidakpastian global itu diakibatkan oleh para pemimpin dunia, yang kebanyakan dari laki-laki.
"Ketidakpastian di 2019 terus berlanjut di 2020, dan ini hampir seluruhnya related to man made. Dalam artian, the man made the problems like Brexit, US-China trade war, Hong Kong protest, meski di sana dipicu oleh seorang chairwoman. Kemudian perang dagang Jepang-Korea, semua adalah (ulah) laki-laki," katanya sembari tersenyum menyindir sejumlah hadirin yang kebanyakan laki-laki di acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2).
Menkeu menyebut ketidakpastian global juga disebabkan oleh minimnya peran perempuan dalam pembuatan kebijakan.
"Banyak bapak-bapak yang menciptakan masalah ini. Ini masalah karena kurangnya representasi perempuan dalam proses perumusan kebijakan," ungkap Sri Mulyani.
Karenanya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun meminta kepada para lelaki untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dunia. Sebab, yang menimbulkan ketidakpastian global adalah laki-laki.
"Bapak-bapak yang menciptakan masalah ini, jadi seharusnya bapak-bapak pula yang menyelesaikan," ujarnya berkelakar.
Sri Mulyani mengatakan, kondisi perekonomian global masih menjadi tantangan utama dalam pengelolaan keuangan negara. Kondisi pertumbuhan ekonomi global yang lesu turut berpengaruh terhadap kinerja ekspor dan impor dalam negeri.
Bahkan, Menkeu menyebut, akibat berbagai kejadian yang memengaruhi kondisi geopolitik dunia yang terjadi sejak tahun lalu, volume perdagangan dunia hanya tumbuh di kisaran 1 persen, atau yang terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Karena ketidakpastian itu lah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia semakin melambat. Bahkan, banyak negara yang saat ini sudah kehabisan akal untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Sekarang, banyak negara yang kekurangan amunisi untuk menghadapi pelemahan ekonomi. Akhirnya muncul volatilitas di pasar global dan hal yang terefleksi negatif di kebijakan negara," tutur Sri Mulyani.
Meski begitu, dia menganggap Indonesia adalah negara yang sangat beruntung, karena masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Sementara banyak negara lainnya yang saat ini telah mengalami resesi.
"Indonesia itu cukup beruntung karena dapat menahan kinerja ekonomi pada tahun 2019, dengan inflasi yang terjaga rendah dan permintaan domestik yang tinggi, sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi negara," ujarnya.