Medan, Gatra.com – Misi dagang yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) di Sumatera Utara (Sumut) dilaksanakan dengan mengedepankan pencegahan perdagangan manusia dan kekerasan terhadap perempuan.
Hal itu dinyatakan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat membuka misi dagang Jatim di Sumut yang digelar di Medan. Khofifah menegaskan bahwa perlindungan anak dan perempuan dalam pengembangan daerah harus diperhatikan.
Baca Juga: Jatim Jalankan Misi Dagang di Sumut
Untuk itu dalam kesepakatan perdagangan antara Sumut dan Jatim juga turut serta dilaksanakan penandatanganan kesepahaman untuk mencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan termasuk mendukung penghapusan perdagangan manusia.
“Jadi dalam misi ini kita menyepakati tidak ada perdagangan manusia dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jadi jangan diperdagangkan perempuan dan anak. Ini masuk dalam misi dagang kita,” jelasnya.
Baca Juga: Lima Kiai NU Jatim Masih Dirawat Pascakecelakaan
Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa kesepakatan tidak ada perdagangan manusia ini penting. “Kita boleh berdagang, industri kreatif dan hasil alam boleh diperdagangkan. Tetapi jangan ada perdagangan manusia,” katanya.
Khofifah Indar Parawansa menambahkan bahwa dalam misi dagang dibahas kerja sama ini membuka potensi masing-masing daerah. Mulai dari energi, sumber daya alam lainnya serta sumber daya manusia.
Baca Juga: Mobilitas Indonesia Cina Dibatasi, Sumut Cari Solusi
“Hubungan dagang antara daerah, provinsi dan pulau selama ini sudah berjalan dengan baik. Kalau itu kemudian sama-sama kita dorong dan fasilitasi dengan mediasi, efeknya akan signifikan untuk hari ini dan yang akan datang,” ujarnya.
Dengan kehadiran pelaku dagang dari Jatim, Khofifah Indar Parawansa berharap Sumut segera melakukan hal yang sama di provinsinya. Sebab pola silaturahmi seperti ini menjadi bagian yang penting karena akan menjadi gerakan bersama melahirkan dampak luar biasa.