Jakarta, Gatra.com – Tokoh dan ulama NU, Gus Sholah wafat pada usia 77 tahun, setelah sebelumnya mengalami perawatan karena penyakit jantung. Dia meninggal di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu malam (2/2).
“Atas nama pemerintah Amerika Serikat, saya menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam untuk keluarga K.H. Salahuddin Wahid, tokoh kunci Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, di Jombang, Jawa Timur,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr. dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Selasa (4/2).
Donovan menyebut bahwa Gus Sholah adalah sosok yang sangat dihormati dan dikagumi. Ini berkat kepemimpinan dan sumbangsih dia dalam mendorong toleransi beragama. Juga atas upayanya dalam melindungi hak asasi manusia dan kebebasan mendasar individu dan kelompok.
“Saya merasa terhormat pernah bertemu dengannya dan sangat mengagumi kepemimpinannya dan usahanya demi kemajuan. Kepergian beliau merupakan suatu kehilangan besar bagi rakyat Indonesia,” imbuh Donovan kemudian.
Jenazah Gus Sholah dimakamkan di makam keluarga di kompleks Pesantren Tebuireng. Dia ditempatkan persis di sebelah utara makam KH Wahid Hasyim, ayah Gus Sholah yang merupakan Menteri Agama pertama Indonesia. Sementara di sebelah timurnya terdapat makam Presiden Keempat RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan salah satu tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari.