Canberra, Gatra.com - Australia mulai melakukan evakuasi pada warganya yang sempat terjebak wabah virus Corona di Cina. Para pengungsi dari Wuhan ini akan dikumpulkan di Pulau Natal, sebuah pulau terpencil milik Australia. Mereka akan dikarantina selama dua minggu.
Pemerintah Australia mengatakan, sebanyak 243 warga negara dan penduduk tetap, termasuk 89 anak-anak, sedang dalam perjalanan menuju Pulau Natal. Penerbangan kedua juga dijadwalkan pada minggu ini.
"Kami telah memprioritaskan warga Australia yang rentan dan terisolasi," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne di Canberra, Senin (3/2).
CEO Maskapai penerbangan nasional Qantas, Alan Joyce mengatakan semua yang berada dalam penerbangan ini akan mengenakan topeng dan pakaian pelindung lainnya. Bahkan interaksi antara staf dan penumpang akan diminimalisir.
Penerbangan itu dijadwalkan tiba di pangkalan angkatan udara di Learmonth, Australia Barat pada Senin sore. Penumpang kemudian akan ditempatkan di penerbangan lain ke Pulau Natal alias Christmas Island.
Pulau Natal adalah wilayah eksternal, sejauh 2.700 km (1.680 mil) dari daratan yang terkenal sebagau pusat penahanan imigrasi. Sejak 2003, ribuan pencari suaka telah ditahan di sana di bawah kebijakan pengungsi garis keras Australia. Saat ini hanya rumah keluarga empat orang Sri Lanka yang berjuang untuk deportasi.
Mereka yang akan dievakuasi sebelumnya menyatakan concern mereka tentang rencana itu (evakuasi ke Pulau Natal), dan beberapa telah memilih untuk tetap tinggal di Wuhan. Ada lebih dari 600 warga Australia di Wuhan dan di sekitar provinsi Hubei yang terisolasi sesudah pemerintah Cina memerintahkan lockdown beberapa kota di Propinsi Hubei.