Karanganyar, Gatra.com - Langkah perbaikan mendesak dilakukan pada beberapa fasilitas umum dan persawahan yang rusak akibat luapan sungai di Desa Buntar, Mojogedang, Karanganyar. Selain itu, peristiwa yang dipicu penyumbatan saluran akibat sampah diharapkan memberi pelajaran berharga.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bambang Djatmiko mengatakan penyumbatan saluran yang disebabkan menumpuknya sampah organik maupun anorganik di sejumlah saluran air tergolong parah. Di Desa Buntar, tepatnya di Dusun Ngelaban Rt 04/Rw VII Desa Buntar, Mojogedang, luapan Sungai Bebek menggerus jalan sampai taludnya ambrol dan bahunya longsor. Selain itu, persawahan tergenang dan merusak tanaman padi.
"Kami sudah menerjunkan tim teknis. Mereka dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Saat ini paling urgen pembuatan talud. Kemudian dikaji apakah jembatan masih layak ataukah tidak usai tergerus luapan sungai," kata Bambang kepada wartawan di lokasi, Minggu (2/2).
Ia menyebut peristiwa rusaknya fasilitas umum dan areal persawahan akibat banjir di Desa Buntar tak perlu dilakukan aksi tanggap darurat bencana alam. Hal itu karena tak mengancam hilangnya nyawa. Namun, dibutuhkan penanganan segera untuk menormalisasi sungai, jembatan dan jalan.
"DPU akan memasang rambu supaya kendaraan roda empat menghindari lewat jembatan. Kemudian memasang bak pasir untuk menguatkan talud sementara," katanya.
Ia juga melaporkan kerusakan tanaman akibat luapan sungai. Diharapkan, pemerintah memberi bantuan ke petani agar meringankan kerugian. Kerusakan tanaman padi usia dua bulan di Desa Buntar tercatat 2.400 meter persegi. Ia mengingatkan masyarakat agar menjaga saluran air tetap bersih dari endapan maupun faktor penyumbat lainnya.
"Sampah di bawah Sungai Kaliwuluh Kebakkramat sangat banyak. Belum bisa diangkut. Tapi dalam waktu dekat harus dibersihkan supaya jika meluap tidak sampai masuk ke permukiman," katanya.