Magelang, Gatra.com - Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE), membuka peluang kemitraan konservasi dengan masyarakat sekitar hutan lindung atau taman nasional.
Direktur Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno mengatakan program ini telah berjalan sejak tahun 2018. Kemitraan konservasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan tanpa merusak alam.
“Masyarakat di sekitar kawasan konservasi boleh bekerja sama dengan taman nasional melalui kemitraan konservasi. Bisa untuk pariwisata, pengelolaan air bersih, penanaman pohon, macam-macam,” kata Wiratno saat kegiatan “Merbabu Nandur 2020” di kawasan wisata alam Grenden, Pogalan, Kecamatan Pakis, Minggu (2/2).
Izin kemitraan konservasi berlaku 5 hingga 10 tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi oleh UPT maupun balai KSDAE. Izin ini membolehkan masyarakat mengambil hasil hutan selain kayu dari kawasan taman nasional atau wilayah konservasi lainnya.
“Tergantung masyarakat mau dikelola untuk apa. Seperti di sini (Grenden) untuk wisata. Izin wisatanya cukup dari Kepala Taman Nasional Gunung Merbabu, tidak perlu sampai Jakarta,” ujar Wiratno.
Masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu diimbau menghimpun kelompok untuk mengajukan izin kemitraan konservasi. Selain objek wisata, hutan konservasi juga dapat dikelola sebagai perkebunan, sumber air bersih, serta pengolahan madu alam atau gula aren.
Menurut Wiratno, program pelestarian lingkungan membutuhkan gerakan bersama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. “Menghijaukan hutan itu gerakan bersama. Tidak bisa oleh pemerintah saja. Harus bersama tokoh masyarakat, pemuka agama, kelompok pecinta alam.”
Seperti diketahui, kemarau panjang mengakibatkan kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu pada September 2019 lalu. Sebulan setelahnya, angin puting beliung merusak sekitar 18 ribu pohon di lereng barat Merbabu.
Gerakan Merbabu Nandur bertujuan mengembalikan ekosistem hutan yang rusak akibat bencana alam. Sekitar 5 ribu bibit pohon produktif ditanam di hutan terdampak angin puting beliung.
Mengambil tema “Melestarikan Alam, Merajut Kebhinekaan” gerakan Merbabu Nandur mensinergikan pelestarian alam dengan melibatkan peran serta masyarakat.