Karanganyar, Gatra.com-Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karanganyar memperketat pengawasan dan pemeriksaan sapi untuk mencegah penularan penyakit antraks. Salah satu caranya yakni memberikan vaksin dan meminimalisasi pembelian sapi dari daerah rawan penyebaran penyakit tersebut.
"Kami selalu beri vaksinasi kepada sapi. Terutama di Gondangrejo yang berbatasan dengan Sragen karena dahulu pernah terjadi kasus di Kalijambe, Sragen. [Oleh karena itu] mmuncul insiatif kami untuk melakukan vaksinasi antraks serta dilakukan surveilans setiap tahunnya. Kita mengecek dari RPH, dinding, tanah, kemudian ternaknya itu. [Kemudian] kita ambil sampelnya untuk disidik di laboratorium," kata Pengawas Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Peternakan Karanganyar, Sutiyarmo kepada wartawan di kantornya, Jumat (31/1).
Pria yang akrab disapa Yarmo ini membeberkan penularan bakteri antraks dapat melalui kontaks fisik dan udara. Bakteri tersebut akan bereaksi jika sudah masuk ke dalam tubuh hewan maupun manusia. Bakteri ini dapat menimbulkan kematian manusia. Hanya saja, kasus kematian tersebut belum pernah terjadi di Karanganyar.
Sebelumnya, Yarmo telah melaksanakan vaksinasi sapi di semua desa di Kecamatan Gondangrejo pada 2019. Dia mengimbau kepada peternak dan blantik agar mewaspadai hewan ternak baru yang berasal dari daerah tertular.
"Kami lakukan sekitar sebulan full memeriksa kasus tersebut. Waspadai hewan ternak yang dimiliki atau hewan ternak baru yang habis dibeli dari daerah tertular. Kalau bisa dihindari. Jadi harus selektif dalam memilih hewan ternak yang baru. Dicek kesehatannya betul-betul," imbaunya.
Selain itu, sumber pakan hewan ternak juga berpotensi penyebab wabah tersebut. Upayanya yaitu mencari rumput dengan kualitas yang baik serta tidak mengambil rumput di daerah yang mempunyai potensi penularan.
Sebagai catatan, populasi sapi di Karanganyar mencapai 60 ribu ekor. Sutiyarmo mengatakan jika mendapati kasus antraks, pihaknya segera berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Karanganyar.
"Kita koordinasikan dengan kabupaten apakah ada atau tidaknya kasus bakteri antraks. Nanti kita periksa. Bakteri ini tidak hanya menular ke hewan, tetapi dapat menular ke manusia," ujarnya.