Jakarta, Gatra.com - Ekonom sekaligus Komisaris Independen Bank Central Asia (BCA), Raden Pardede menilai, banyak fenomena black swan atau peristiwa-peristiwa tak terduga yang terjadi pada awal tahun 2020 ini. Mulai dari terbunuhnya salah seorang Panglima Iran yang disegani, hingga yang teranyar adalah tersebarnya virus asal Wuhan, corona.
Raden berpendapat, fenomena black swan yang terjadi beruntun di awal tahun ini, mengharuskan seluruh negara di dunia harus waspada. Sebab, black swan dapat menimbulkan perlemahan ekonomi dunia, yang bisa saja berakhir dengan resesi.
"Kondisi ekonomi global memang belum menunjukan tanda-tanda resesi. Tapi jelas akan melambat, karena ada ledakan black swan. Teori black swan (teori angsa hitam) itu peristiwa langka yang sulit diprediksi, namun saat terjadi akan berdampak besar dan di luar perkiraan umum. Itu tiba-tiba saja," ujar dia, di Wisma Antara, Jumat (31/1).
Raden melanjutkan, salah satu fenomena black swan yang sangat berpengaruh pada perlemahan ekonomi dunia adalah virus corona, yang saat ini tengah merebak di Wuhan, Cina. Bahkan, karena virus yang telah dianggap sebagai pendemi global itu, pertumbuhan ekonomi dunia dapat merosot hingga 0,3 atau bahkan 0,4 persen, jika tidak segera ditangani.
"Bahkan di Cina, bisa turun (pertumbuhan ekonominya) sekitar 0,5 sampai 1 persen. Jadi, yang sekarang pertumbuhan ekonominya di angka sekitar 6,3 persen, bisa jadi 5 persenan," kata Raden.
"Itu karena mereka tidak melakukan kegiatan, tidak bekerja, tidak melakukan mobilitas. Ini kan tiba-tiba sekali, tidak diduga-duga," imbuh dia.