Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku lebih khawatir terhadap dampak virus Corona, ketimbang dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Sebab, hingga kini dunia belum dapat melihat akan mencapai seberapa luas penyebaran pendemi dari Wuhan itu.
Hal itu lah yang kemudian memunculkan ketidakpastian, tidak hanya bagi Indonesia. Namun juga bagi seluruh dunia.
"Saya rasa nggak akan yang sifatnya immediate. Mungkin sekarang kita lebih concern mengenai Corona karena magnitude dari pengaruhnya ini masih belum settle karena kita belum tahu penyebarannya, tingkat kematian yang meningkat secara cepat dari sisi statistik. Itu mungkin yang memberikan ketidakpastian," ujar dia, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (31/1).
Sementara untuk Brexit, Sri Mulyani mengaku tidak khawatir, lantaran dampaknya sudah diantisipasi sejak jauh-jauh hari oleh pelaku ekonomi dan pasar uang. Sehingga, negara-negara di dunia sudah memiliki langkah antisipasi untuk menghadapi Brexit.
"Kalau Brexit, pertama, sudah dipredicted. Karena sudah lama prosesnya. Hanya, pembahasannya kalau hard Brexit berarti seluruh hal yang berhubungan dengan negosiasi antara UK dengan Europe akan menjadi sesuatu," ucap dia.
Meski begitu, Menkeu mengaku akan tetap waspada dalam menghadapi keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa itu. Sebab, menurutnya dengan adanya Brexit, akan berpengaruh pula pada perekonomian dunia.
Hal itu, tak lain disebabkan oleh posisi London sebagai salah satu pusat perekonomian di Uni Eropa. "Jangan lupa, UK selama ini London jadi financial center hub. Ini mungkin akan memberikan dinamika yang harus kita baca secara sangat teliti," imbuh Sri Mulyani.
Sementara itu, Inggris akan secara resmi lepas dari Uni Eropa pada tengah malam ini, Jumat (31/1).