Semarang, Gatra.com - Butuh dana sekitar Rp700 triliun untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 7% pada 2023.
Hal ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Soekowardojo, saat berbincang dengan Gatra.com Semarang, Jumat (31/1).
Meski membutuhkan dana cukup besar, Soekowardojo, menyatakan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% bisa tercapai.
“Pemerintah pusat menargetkan tujuh persen pasti sudah menghitung potensi pertumbuhan ekonomi di Jateng sehingga target itu bisa tercapai. Kecuali bila 12 persen, sulit,” katanya.
Guna mendukung mencapai target tersebut, lanjutnya, pemerintah pusat memberikan dukungan dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan di Provinsi Jawa Tengah.
Berdasakan Perpres tersebut, nantinya akan ada ratusan proyek dengan nilai investasi ratusan triliun yang akan dibangun di Jateng.
“Mengenai nilai pastinya dari proyek-proyek tersebut sedang dihitung, tapi diperkirakan sekitar Rp200 triliun,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng juga tidak tinggal diam dengan menggerakan segenap potensi sumber ekonomi yang ada, seperti minyak di Cilacap, furniture, tekstil, kaus kaki, dan lainnya.
Di samping itu, juga membangun Kawasan Industri Kendal serta akan disusul pembangunan Kawasan Industri Batang dan Brebes, serta menjalin menjalin hubungan dagang dengan sejumlah negara di luar negeri.
“Kami menyarankan kalau nantinya akan membangun industri baru agar tidak meninggalkan sumber ekonomi andalan Jateng yakni tekstil, kimia, furniture dan kaus kaki sehingga terjadi sinergitas,” saran Soekowardojo.
Sementara itu, pengamat ekonomi pesimis dengan target pertumbuhhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada 2023 sebesar 7%, sebagaimana dicanangkan Gubernur Ganjar Pranowo dapat tercapai.
Pengamat ekonomi, Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Andreas Lako, sebelumnya mengatakan target pertumbuhan ekonomi Jateng 7% tidak realitis.
Menurut dia, berdasarkan data selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jateng belum pernah mencapai level 7%.
“Pencapaian pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni 6,34 persen pada 2012,” ujar Andreas.