Jakarta, Gatra.com - Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengamati ada ketimpangan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Mengenai Pendidikan Tinggi (Dikti) melalui Kampus Merdeka dan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) melalui Merdeka Belajar.
Menurut Ramli, dirinya justru menilai kebijakan Kampus Merdeka Nadiem merupakan sangat baik dan sesungguhnya mampu memacu perguruan tinggi untuk bisa lebih baik, demikian pula akan memicu mahasiswa untuk bisa lebih baik.
"Kampus Merdeka menumbuhkan banyak harapan dan sejujurnya saya sebagai ketua umum Ikatan Guru Indonesia [IGI] sangat cemburu dengan konsep Kampus Merdeka yang jauh lebih maju dibanding Merdeka Belajar yang ditujukan untuk pendidikan dasar dan menengah," jelas Ramli kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).
Jika Kampus Merdeka diakui membawa harapan yang baik pada Pendidikan Tinggi, justru Ramli sangat kecewa dengan kebijakan Merdeka Belajar. Menurut Ramli, Konsep Merdeka Belajar justru adalah sebuah kemunduran, salah satunya karena dibukanya 30% jalur prestasi pada PPDB 2020 akan mengembalikan kasta-kasta sekolah dan menjauhkan cita-cita menjadikan semua sekolah sama baiknya.
Konsep Merdeka belajar yang memundurkan setahun dalam penghapusan ujian nasional juga adalah bentuk keragu-raguan Nadiem Makarim dalam menerapkan pendidikan yang lebih baik mengingat Ujian Nasional lebih banyak keburukannya dibanding sisi manfaatnya.
"Satu-satunya hal baik dari konsep Merdeka Belajar adalah penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tetapi, Nadiem Makarim harus tahu, bahwa perubahan konsep tersebut bukan mengubah pendidikan. Tetapi hanya mengurangi dosa-dosa guru karena sebelumnya pun sangat jarang guru yang membuat sendiri RPP-nya. Lebih banyak merupakan copy paste atau menyontek langsung pada RPP yang sudah ada," Jelas Ramli.
Menurut Ramli, bahwa Nadiem Makarim lebih banyak memberikan konsep dan harapan pada pendidikan tinggi dibanding pendidikan dasar dan menengah. Karena itu setelah 100 hari Nadiem Makarim, ada dua pilihan yang perlu dipikirkan Presiden Jokowi.
Pertama, dengan konsep Kampus Merdeka yang dilontarkan Nadiem Makarim menunjukkan keseriusan untuk mengurusi dengan baik pendidikan tinggi. Oleh katenanya, Ramli merekomendasikan bahwa akan jauh lebih baik jika Presiden Jokowi mengembalikan pembagian pendidikan dasar dan menengah terpisah dengan pendidikan tinggi.
"Atau kedua, dengan menunjuk wakil menteri pendidikan yang khusus menangani pendidikan dasar dan menengah. Sehingga ketimpangan konsep antara pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi mampu dituntaskan," pungkasnya.