Jakarta, Gatra.com - Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman mengungkapkan, rapat terbatas (Ratas) di Halim 30 Januari kemarin sore soal pemulangan WNI yang berada di Provinsi Hubei, Cina merupakan tindak lanjut dari Surat yang disampaikan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Hubei, Cina pada 24 Januari lalu, yang diketuai oleh Nursyafaq. Disitu disebutkan bahwa mahasiswa asal Indonesia di Hubei, Cina ada sekitar 93 orang hingga 24 Januari lalu.
Fadjroel mengatakan, tidak ada WNI di Wuhan yang terjangkit virus corona. Sebab, rata-rata mahasiswa tinggal di asrama dan selalu dipantau pihak kampus.
"Pengurus mahasiswa juga selalu bekerja sama dengan KBRI Beijing. Ini yang harus kami tekankan, informasi ke pak Jokowi, kota Wuhan itu ditutup," kata Fadjroel kepada awak media, Jumat (31/1).
Fadjroel menyebut, usai Ratas kemarin, semua Kementerian dan pihak terkait, terus berkoordinasi berdasarkan pada instruksi presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang peningkatan kemampuan mencegah mendeteksi wabah penyakit endemik global.
"Itu di bawah koordinasi dua Menko, Menko polhukam dan Menko pembangunan manusia. Kami sudah berhubugan dengan Menlu dan KBRI yang disampaikan oleh Direktur Perlindangan WNI yaitu Pak Yudah Nugroho," ujarnya.
"Pemerintah sudah alokasikan dana Rp133,2 juta untuk logistik warga negara di Hubei. Dan uang tersebut diberikan kepada 9 orang korodinator untuk disalurkan ke 243 WNI. Itu dipakai untuk WNI di daerah karantina. Sekaligus juga mengirimkan masket N95 ke Hubei dan Wuhan," tambahnya.
Fadjroel menambahkan, TNI juga telah siap untuk menjemput para WNI yang berada di Hubei, Cina. Namun hingga saat ini belum diputuskan apakah akan menggunakan pesawat militer ataupun maskapai penerbangan sipil.