Jakarta, Gatra.com - Penderita bibir sumbing atau kelainan celah bibir dan celah langit masih sering dijumpai di Indonesia. Perbandingannya, dari kelahiran 600 anak terdapat 1 anak yang lahir dengan kondisi ini. Maka dari itu, Smile Train, organisasi nirbala, fokus memberikan operasi perbaikan celah bibir dan langit secara gratis.
Smile Train bekerja sama dengan dokter ahli bedah dan terapis wicara untuk memberikan perawatan secara komprehensif.
"Harus dilakukan secara interdisipliner, melibatkan dokter-dokter, tenaga medis, terapis wicara, dan juga peran social worker sangat penting untuk mendampingi pasien. Semua harus bekerja sama dengan baik supaya pasien mendapatkan perawatan yang paripurna," ujar drg. Andi Budiharja SpBM(K), dokter spesialis bedah mulut, dalam acars media briefing Smile Train di Mercure Hotel Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (30/1).
Penderita celah bibir dan langit tidak hanya mengalami gangguan estetik pada wajah saja, tapi penderita akan kesuliatan untuk makan dan minum. Memiliki gangguan bicara karena bibir atau langit-langitnya terdapat celah, akibatnya akan menghambat tumbuh kembang penderita.
Adapun karena wajahnya dan kesulitan bebicara atau suara saat berbicara sangau, banyak penderita yang minder dan menutup diri sehingga jika berkelanjutan bisa mengakibatkan gangguan psikologis.
Maka dari itu, harus dilakukan perawatan secara menyeluruh, tidak hanya selesai saja setelah dioperasi, tetapi harus berlanjut dengan melakukan terapi wicara.
Setelah dua pekan operasi bisa dilakukan terapi wicara. Rita Rahmawati, terapis wicara, menjelaskan, penderita memiliki hambatan berkomunikasi jika tidak diatasi. Ada tiga kesulitan yaitu, lambat belajar bahasa, suara terdengar sengau, dan artikulasi saat berbicara yang tidak jelas sehingga perkataannya akan sulit dimengerti.
Kesulitan tidak hanya dialami oleh penderita, tetapi juga orang tuanya. Banyak orang tua belum siap secara psikologis saat melahirkan anak penderita celah bibir dan langit. Rita Rahmawati memberi tahu cara orang tua menghadapinya.
"Yang pertama, orang tua cari tahu dengan sumber yang tepat bagaimana penanganan komprehensif untuk anak bibir sumbing. Kedua, ada support sistem untuk lebih memotivasi orang tua, sekarang di social media banyak grup support sistem, bisa gabung saja biar tidak merasa sendiri, ternyata bukan sendiri yang punya anak seperti ini, tapi banyak yang lain juga," kata Rita.
Smile Train Indonesia sudah berdiri sejak 2002 dan telah membantu lebih dari 80.000 masyarakat Indonesia. Perawatan komprehensif akan dilakukan dari umur 0 sampai 21 tahun sehingga jika ada keluhan dari penderita bisa segera diatasi.
Reporter: FBA