Jakarta, Gatra.com – Kasus penyebaran virus novel corona (2019-nCoV) setidaknya, sampai saat ini sudah terkonfimasi di 18 negara. Namun, dari negara-negara tersebut, Indonesia masih terbilang aman karena belum ada pemeriksaan yang menunjukkan hasil positif.
“Muncul banyak kemungkinan, kenapa Indonesia yang menjadi salah satu tempat berpergian orang-orang dari Cina, khususnya Wuhan, yang belum terserang virus novel corona. Itu mungkin karena Indonesia memiliki iklim tropis,” kata ahli mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD, kepada wartawan usai seminar wabah coronavirus di IMERI FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (30/1).
"Kalau pengalaman yang lalu itu virus SARS kan tidak masuk ke Indonesia karena waktu itu ada satu subjek yang tidak jelas gitu ya. Tapi berdasarkan yang sudah diteliti, bahwa ternyata karena sinar matahari itu mampu menginaktivasi virus," tambahnya.
Menurut Fera, virus yang terpapar oleh sinar matahari langsung akan inaktif dan tidak menginfeksi manusia. Meski, masyarakat harus tetap mewaspadi penyebaran virus novel corona dengan menjalani hidup sehat.
"Jadi ya kita tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, rumah juga ventilasinya harus bagus, sinar matahari masuk dan sebagainya. Itu sih umum untuk penyakit-penyakit lain, sama saja. Cuma memang harus ada pertukaran udara di dalam ruangan," ujarnya.
Dokter Fera menambahkan, apabila virus sengaja direbus, maka dengan suhu 56-60 derajat selama 30 menit pun akan mati. Sedangkan, kalau 4 derajat virus akan tetap hidup karena mereka memang lebih suka hidup di tempat yang dingin, agar lebih lama bisa bertahan.
"Makanya, banyak virus yang berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan di musim. Kalau virus itu ada di permukaan dan terkena paparan sinar matahari, bisa hilang. Namun kalau sudah ada orang yang sakit karena terinfeksi virus, harus diisolasi karena penularannya melalui air liur atau droplet," katanya.