Home Gaya Hidup Desa Mandiri Sampah Angkat Nilai Ekonomis Limbah 

Desa Mandiri Sampah Angkat Nilai Ekonomis Limbah 

Karanganyar, Gatra.com - Program Desa Mandiri Sampah diharapkan memacu peningkatan ekonomi warganya melalui pengolahan barang bekas dan limbah rumah tangga. Selain itu, mengurangi aktivitas penambahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar, Dahono mengatakan lima desa mandiri sampah menunjukkan geliat positif warganya dalam mengelola limbah rumah tangga. Lima desa tersebut yakni Paulan, Gawanan, Blulukan, Gajahan di Kecamatan Colomadu serta Desa Munggur di Kecamatan Mojogedang.

Dalam program ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar memberi bantuan alat pencacah sampah hingga sepeda motor roda tiga pengangkut sampah terpilah dari rumah tangga ke tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Kemudian oleh petugas, diangkut ke tempat pemrosesan.

Hanya sampah yang sudah tak dapat didaur ulang secara manual diproses di sini. Sedangkan barang bekas yang dapat didaur ulang diolah kembali menjadi aksesori, seperti tas, sandal, vas bunga dan sebagainya.

Para penggerak PKK di desa-desa ini memiliki peran besar dalam pemberdayaan ekonomi melaui program tersebut.

"Di desa mandiri sampah, semua sampah berhenti di tingkat desa. Bahkan diolah sesuai kemampuan warganya. Enggak perlu diangkut sampai ke TPA," katanya kepada Gatra.com di ruangannya, Kamis (30/1).

Ia menyebut pentingnya BUMDes ikut mendukung Desa Mandiri Sampah. Secara kelembagaan, produk hasil olahan dari barang bekas dapat ditawarkan dan memiliki bargaining.

Bahan mentah industri juga dapat diperoleh dari sampah plastik yang diolah menjadi cacahan. Ia meyakini, sampah merupakan berkah bagi mereka yang mau dan mampu menyikapinya secara bijak.

Meski demikian, ia meminta penggerak masyarakat di desa agar menjaga komitmennya. Di Colomadu, para kepala desa berikrar mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dengan upaya reuse, reduce dan recycle. Dibutuhkan pula dukungan teknologi dan pendampingan pemerintah.

"Di Desa Buran Tasikmadu, yang dulunya bagus dalam pengelolaan sampah kini vakum. Penyebabnya kurangnya dukungan. Sempat didukung akademisi. Tapi enggak jalan lagi. Sekarang didorong lagi dengan penyegaran dan motivasi," katanya.

Sementara itu Bupati Karanganyar Juliyatmono mewacanakan penutupan TPA Sukosari Jumantono per 1 Januari 2021. Ia mendorong seluruh desa dan kelurahan di Karanganyar menerapkan program tuntas sampah. Di TPA ini bakal overload dalam 5 tahun ke depan.

"Nanti di TPS Sukosari bisa dibikin kebun buah. Mulai sekarang kelola sampah secara mandiri," katanya.

679