Jakarta, Gatra.com - Bank Dunia dalam laporannya yang berjudul Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class menyebut, ada sedikitnya 115 juta rakyat Indonesia yang rentan kembali menjadi miskin. Alasannya karena orang-orang yang berada dalam golongan tersebut belum bisa dikatakan sudah masuk ke golongan masyarakat kelas menengah.
"Ada 115 juta orang Indonesia tidak lagi miskin dan rentan. Tapi, mereka belum menjadi bagian dari kelas menengah," kata Acting Country Director World Bank untuk Indonesia, Rolande Pryce di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (30/1).
Agar hal itu tak terjadi, Bank Dunia meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk membuat kebijakan yang tepat, guna mendorong mereka agar dapat masuk ke dalam golongan kelas menengah.
Bank Dunia mencatat, masyarakat kelas menengah merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, sejak 2002, peningkatan konsumsi domestik selalu didominasi oleh perbaikan konsumsi dari masyarakat kelas tersebut.
"Mereka adalah sumber dari hampir setengah total konsumsi domestik di Indonesia. Mereka juga berinvestasi lebih banyak pada sumber daya manusia. Dengan kebijakan yang tepat untuk memperluas kelas menengah, dapat membuka potensi pembangunan Indonesia dan mendorong Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi," jelas Rolande.
Rolande menyebut, salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan meningkatkan lapangan pekerjaan. Tidak hanya itu, perbaikan upah para pekerja pun juga dipandang efektif untuk menaikan kelas masyarakat Indonesia ke kelas menengah.
"Ini penting karena mereka kan memainkan peran bagi Indonesia dalam mencapai tujuan menjadi negara berpenghasilan tinggi," ujarnya.
Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia telah mengalami kemajuan, lantaran jumlah penduduk miskin telah berkurang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Sebab, ada 80 persen masyarakat yang miskin di tahun 1993, sudah tidak miskin lagi di tahun 2014.