Karanganyar, Gatra.com - Puluhan ekor kucing milik warga Kecamatan, Jaten Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mati mendadak secara beruntun selama sepekan terakhir. Pemeriksaan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Karangayar, ternyata kucing-kucing tersebut mati mendadak akibat panleukopenia.
Panleukopenia kucing (Feline panleukopenia virus, disingkat FPV) adalah infeksi virus yang menyerang kucing, baik kucing liar maupun peliharaan. Dinas Pertanian dan Peternakan memastikan wabah ini tidak berkaitan corona dan hanya menyerang hewan peliharaan.
Medic Verteriner Dinas Pertanian dan Perikanan drh Yanilda Talbot memastikan penyakit yang menewaskan kucing-kucing di wilayah Jaten disebabkan FPV. Virus ini sangat menular dan fatal bagi kucing. Namun demikian, tak menular ke manusia.
"Virus ini tidak menular ke manusia dan tidak membahayakan. Bukan termasuk penyakit zoonosis. Jadi jangan khawatir berlebihan hanya karena sedang merebak corona di pemberitaan," katanya kepada wartawan di sela tinjauannya ke perkampungan endemi panleukopenia.
Salah satu wilayah endemi adalah Desa Jaten. Dalam laporan yang diterima dinas terkait, terdapat 26 kucing milik warga yang ditemukan mati mendadak dan tersebar di sekitar Desa Jaten seperti di RT 09 RW 16 (17 ekor), RT 10 (3 ekor), RT 14 (1 ekor) dan RT 3 RW 02 (5 ekor).
Tutik Suhaeti, warga Rt 10 Rw XVI mengatakan tiga ekor kucingnya mati dalam tiga hari terakhir. Gejalanya muntah-muntah, diare kemudian kejang. "Enggak saya bawa ke dokter hewan. Saya berfikir itu biasa dan sembuh sendiri. Ternyata menular," katanya.
Ketua Komunitas Difabel Kucing Soloraya, Ning Hening langsung ke lokasi endemi untuk mengedukasi pemilik hewan peliharaan itu. Bahwasanya, virus panleukopenia tidak berkaitan corona. Sebab, warga sempat khawatir hewan kesayangannya itu terjangkit corona. "Jangan buru-buru membuang kucingnya apalagi yang sekarat, hanya karena sakit. Dokter hewan sudah memastikan enggak ada kaitannya corona," katanya.
Sementara itu Camat Jaten, Aji Pratama Heru K meminta warganya yang memelihara hewan tetap berpikiran cerdas dalam menyikapi kasus kematian hewan-hewan peliharaannya. Pihaknya siap menerjunkan petugas untuk memeriksa kondisi kesehatan. "Waspada boleh. Tapi jangan panik berlebihan. Kami siap 24 jam dimintai informasi dan bantuan," katanya.