Home Ekonomi Pasar Asia Jeblok Kena Badai Virus Cina, Pabrik-pabrik Tutup

Pasar Asia Jeblok Kena Badai Virus Cina, Pabrik-pabrik Tutup

Hong Kong, Gatra.com --- Pasar Asia jatuh pada Kamis, 30/1,  karena investor khawatir tentang dampak ekonomi wabah virus corona setelah Cina melaporkan lebih dari 1.700 kasus infeksi baru. Demikian AFP melaporkan, 30/1.

 

Maskapai penerbangan di seluruh dunia menangguhkan atau memangkas layanan masuk dan keluar Cina menyusul kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Produsen luar negeri juga memotong operasi mereka di Cina.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang pada awalnya meremehkan tingkat keparahan penyakit itu, memperingatkan semua pemerintah untuk "waspada" karena mempertimbangkan apakah akan mengumumkan darurat kesehatan global.

Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan corona virus menimbulkan risiko baru bagi pertumbuhan di Cina dan di tempat lain. Di pasar saham Asia, Hong Kong turun 1,4 persen dan Tokyo turun 1,6 persen.

Pembuat mobil Jepang, Toyota, mengatakan akan menutup pabriknya di Cina hingga setidaknya 9 Februari karena kekhawatiran tentang wabah virus mirip SARS yang telah menewaskan 170 orang dan menginfeksi lebih dari 7.700.

Taipei turun 4,9 persen, dengan saham pemasok Apple Hon Hai Precision Industry anjlok lebih dari sembilan persen setelah mengatakan sebagian besar pabrik di Cina akan tetap ditutup hingga 10 Februari.

Raksasa teknologi, lebih dikenal sebagai Foxconn itu, adalah pembuat elektronik kontrak terbesar di dunia dan merakit iPhone Apple serta gadget untuk merek internasional lainnya.

Langkah ini kemungkinan akan berdampak pada rantai pasokan global untuk perusahaan teknologi yang mengandalkan perusahaan Taiwan untuk memproduksi segala sesuatu dari iPhone hingga TV layar datar dan laptop.

Foxconn, yang mempekerjakan lebih dari satu juta pekerja di Cina, merupakan penyumbang terbesar ekspor AS berdasarkan volume dari provinsi Hubei yang merupakan pusat penyebaran virus.

Di pasar lain, Seoul tergelincir 1,3 persen dan Sydney turun 0,5 persen. "Pasar ekuitas tetap sangat rentan terhadap perkembangan yang merugikan dalam situasi virus Wuhan," kata analis OANDA, Jeffrey Halley.

The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan stabil pada Rabu tetapi waspada terhadap kemungkinan penularan ke ekonomi domestik dan global. "Jelas akan ada implikasi setidaknya dalam waktu dekat untuk output Cina dan saya akan menebak untuk beberapa tetangga dekat mereka," kata Powell kepada wartawan setelah pertemuan kebijakan Fed.

Namun, "situasinya benar-benar dalam tahap awal dan sangat tidak pasti tentang seberapa jauh ia akan menyebar dan apa dampak ekonomi makro," katanya. "Kami sangat hati-hati memantau situasi," tambahnya.

1342