Jakarta, Gatra.com - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal Pertama Fajar Adrianto mengatakan rencana skema evakuasi WNI di Wuhan ke Indonesia, menyusul maraknya wabah virus Corona di negara tersebut yang kini tengah merenggut 132 jiwa.
Fajar menjelaskan, skema itu diarahkan oleh Kementerian Kesehatan. Awalnya sebelum berangkat, personel TNI AU atau petugas medis akan dicek dulu kesehatannya. Mereka juga akan diberi proteksi diri antivirus.
"Sebelum berangkat tentu ada pengecekan dahulu untuk kru, harus yang sehat, diberi pengamanan atau proteksi diri dari virus segala macam," kata Fajar di Pangkalan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (29/1).
Saat mendarat nantinya lanjut Fajar, personel AU, petugas medis dan WNI yang dievakuasi itu harus menjalani karantina di Rumah Sakit Sulianti Saroso.
"Setelah (dikarantina) tiga minggu lebih atau 28 hari baru mereka dinyatakan bebas dari virus atau tidak. Karantinanya dilaksanakan di RS Sulianti Saroso, punya Kemenkes," ujarnya.
Terkait teknis evakuasinya, Fajar belum bisa memastikannya. Sebab, pemberangkatan WNI itu masih harus mengantongi izin dari pemerintah Cina.
"Pemerintah Cina itu yang (koordinasi) dengan Kemenlu yang saya yakin hari ini juga akan dikoordinasikan terus bagaimana pelaksanaannya. Itu urusan pemerintah pusat. Yang jelas kita berangkat atas perintah Panglima TNI setelah berkoordinasi dengan pemerintah," ujarnya.
Sebelumnya, Fajar menyatakan TNI AU siap untuk mengevakuasi WNI di Wuhan. TNI AU menyiapkan dua unit pesawat untuk mengangkut WNI di Cina, yakni Boeing 737 dan Hercules. Rinciannya, ada dua unit pesawat Boeing dan satu unit pesawat Hercules.
Fajar menyebut, kesiapan untuk evakuasi itu berdasarkan rapat koordinasi dengan tuan rumah Kementerian Luar Negeri pada Senin, 27 Januari 2020 lalu. Rapat itu dihadiri oleh jajaran Kemenko Polhukam, Kementerian Kesehatan, Mabes TNI.
Ia menegaskan pihaknya siap kapan pun diberangkatkan ke Wuhan. Namun, TNI AU harus menunggu perintah dari Panglima Hadi Tjahjanto terlebih dahulu.