Solo, Gatra.com - Sebanyak 15 mahasiswa yang merupakan alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tengah menempuh pendidikan di Cina. Saat ini mereka terjebak di negara tersebut dan tak bisa pulang karena adanya wabah Virus Corona.
Hal ini dibenarkan oleh Wakil Ketua UPT Layanan Internasional UNS Murni Ramli, Rabu (29/1). Ada tiga kota yang menjadi tempat tinggal para mahasiswa ini, yakni Provinsi Chengdu berjarak 1.000 kilometer dari Wuhan. Kota Guangzhuo berjarak 940 km dari Wuhan. Dan Kota Xiamen berjarak 1.000 km dari Wuhan.
”Sebenarnya ada 17 alumni UNS yang melanjutkan pendidikan di Cina, namun dua mahasiswa sedang liburan. Saat ini kami sedang mencari penjelasan situasi mereka,” ucapnya.
Sejauh ini para mahasiswa tersebut tetap menuruti aturan dari pemerintah Tiongkok. Meski jarak kota tempat tinggal mereka jauh dari Wuhan, kota yang saat ini diisolasi karena wabah virus Corona, para mahasiswa ini diminta untuk tetap waspada. Mereka diminta untuk tidak berada dalam kerumunan atau menghadiri perayaan dan pesta.
”Info terakhir semua aman, tidak ada yang terpaksa harus dipulangkan,” ucapnya.
Selain mahasiswa, ada dua dosen UNS yang saat ini menjadi staf Confusius Institut UNS di Xihua University. Mereka merupakan staf yang menangani urusan kerjasama antara UNS dan Xihua University. ”Saat ini mereka juga baik-baik saja,” ucapnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, salah seorang alumni UNS yang menempuh pendidikan di Xihua University, Flavia Domitella Hindun Anjani mengatakan kampusnya mengimbau mereka untuk kembali ke negara asalnya. Imbauan ini berlaku hingga wabah Virus Corona mereda.
”Namun saya dan teman-teman masih tetap bertahan di asrama karena kesulitan biaya untuk pulang,” ucapnya.
Saat ini, Flavia bersama dengan kawan-kawannya berupaya agar tetap melindungi diri agar tidak tertular. Dirinya juga menaati imbauan dari Pemerintah Cina agar menggunakan masker saat bepergian.
”Kami juga meminimalisir keluar asrama. Kalaupun keluar kami menutup seluruh tubuh,” ucapnya.
Dirinya hanya berharap agar UNS sebagai almamaternya dan kampus yang bekerjasama dengan Xihua University bisa menjembatani dengan Pemerintah Indonesia. Dia dan kawan-kawannya berharap bisa pulang hingga kondisi aman.
”Di sini kami merasa khawatir dan tidak aman. Apalagi melihat perkembangan saat ini, semoga Pemerintah memperhatikan dan memulangkan kami yang tertahan di Xihua University,” ucapnya.