Solo, Gatra.com - Wabah virus Corona yang saat ini merebak Cina mempengaruhi pasokan bawang putih ke dalam negeri. Pasalnya, pada Januari 2020 jumlah pasokan bawang putih dari Cina jumlahnya jauh di bawah rata-rata dibandingkan kiriman pada bulan-bulan sebelumnya.
Hal ini disampaikan Asistem Perekonomian Setda Surakarta Agus Sutrisno, Rabu (29/1). Berdasarkan keterangan yang diperolehnya dari Pedaringan, bawang impor yang datang dari Cina pada bulan Januari hanya empat kontainer. Padahal jika dibandingkan bulan Desember, jumlah bawang putih yang dikirim mencapai 16 kontainer.
”Sampai pertengahan bulan kami tunggu ternyata hanya empat kontainer saja,” ucapnya.
Berkurangnya pasokan ini dikarenakan bertepatan dengan tahun baru Cina. Disamping itu adanya Virus Corona yang saat ini mewabah negeri tirai bambu tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo, Bambang Pramono mengatakan bahwa bawang putih menjadi salah satu komoditas pemicu inflasi. Untuk itu pihaknya harus mewaspadai adanya persoalan ini.
”Apalagi saat ini 95 persen pasokan bawang putih kita dipenuhi dari impor. Makanya akan kami lihat apakah semua daerah terdampak (virus) corona semua. Harusnya ada wilayah lain yang tidak berdampak,” ucap Bambang yang juga Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Solo ini.
Untuk itu, TPID Solo berupaya agar jumlah pasokan bawang putih dapat tercukupi. Bambang berencana untuk berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi di pusat untuk mengetahui di mana daerah yang memiliki stok bawang putih yang mencukupi.
”Sebab secara suplai dan demand sudah jelas, kalau suplainya berkurang akan berpengaruh ke demand. Harga berpotensi naik karena demand tidak terpenuhi,” ucapnya.
Selain itu, BI juga telah membentuk beberapa klaster binaan untuk bawang putih. Hal ini bertujuan untuk menekan kebutuhan bawang putih dari impor.
”Klaster bawang putih ini kan bertujuan untuk memenuhi suplai kita sendiri,” ucapnya.