Washington, Gatra.com - Pemerintah Amerika Serikat menuntut lima perusahaan dan tiga orang warga negaranya karena berada di belakang ratusan juta akibat panggilan robot yang menipu orang tua Amerika dan menyebabkan kerugian finansial besar-besaran.
Tuntutan Departemen Kehakiman AS mengatakan sebagian besar panggilan berasal dari India dan menggunakan operator voice over internet protocol (VoIP), yang menggunakan koneksi internet alih-alih saluran telepon biasa.
Dikutip dari reuters, Rabu (29/1), perusahaan-perusahaan yang disebutkan dalam gugatan itu termasuk Tollfreedeals.com, Global Voicecom Inc., Global Telecommunication Services Inc, dan KAT Telecom Inc.
Baca juga : AS Desak Cina Bergabung dalam Perundingan Nuklir
Pengacara Pemerintah Richard Donoghue, mengatakan bahwa Pemerintah telah memperingatkan perusahaan-perusahaan itu beberapa kali bahwa mereka menjadi perantara penipuan.
Bulan lalu, Presiden A.S. Donald Trump menandatangani nota kesepahaman yang ditujukan untuk menindak miliaran robocalls menjengkelkan dan menipu orang Amerika.
Departemen Kehakiman menuduh TollFreeDeals.com melakukan 720 juta panggilan selama satu periode 23 hari, dan bahwa lebih dari 425 juta panggilan itu berlangsung kurang dari satu detik, yang menunjukkan bahwa itu adalah panggilan telepon yang tidak biasa.
Penipuan Robocall adalah masalah yang signifikan. Pada tahun 2019, Komisi Perdagangan Federal menerima hampir 400.000 pengaduan yang diduga memperkuat klaim penipuan sebesar USD152,9 juta, yang menurut Departemen Kehakiman “secara substansial meremehkan tingkat penipuan” karena banyak yang tidak melaporkan kerugian.