Pekanbaru, Gatra.com - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Kuansing Provinsi Riau boleh jadi bakal lebih panas dibanding daerah lainya di Riau. Hal itu karena petahana bupati dan wakil bupatinya sama-sama akan bertarung meperebutkan kursi Kuasing I.
Saat ini Bupati Kuansing (petahana) Mursini, telah menunjukan gestur politik menggandeng lawanya pada pilkada 2015,Indra Putra. Sementara itu Wakil Bupati, Halim, juga melakukan hal serupa, merangkul Konferensi sebagai tandem. Konferensi sendiri merupakan pasangan Indra Putra saat betarung dalam gelaran pilkada Kuansing tahun 2015.
Pertarungan akan semakin menarik, dengan munculnya nama Andi Putra yang juga digadang-gadang bakal maju dalam pilkada. Diketahui Andi Putra adalah anak dari Andi Putra adalah ada dari Sukarmis yang merupakan mantan Bupati Kuasing dua periode. Sukarmis sendiri sampai saat ini masih memiliki pengaruh cukup kuat di Kabupaten Kuasing.
Pengamat politik dari Universitas Riau, Mexaxai Indra, mengungkapkan berpisahnya Bupati dan Wakil Bupati dalam pilkada bukan hal aneh. Hanya saja keputusan menggandeng mantan lawan merupakan hal menarik.
"Pilkada Kuasing menarik. Tapi ini juga akan sangat ditentukan sejauh mana tingkat kepuasan publik kepada Mursini dan Halim selama menjadi Bupati dan Wakil Bupati. Apakah nanti faktor disharmoni menjadi penentu pilihan publik terhadap keduanya?," sebutnya kepada Gatra.com, Rabu (29/1).
Sebagai informasi selama menjadi pimpinan Kabupaten Kuansing periode 2016-2020, duet Mursini dan Halim mempertontonkan riak-riak. Pada tahun 2018 Halim pernah mendesak Mursini untuk memecatnya, jika sang Bupati tidak berkenan berembuk dengannya untuk membahas kebijakan.
Namun, kata Mexaxai, faktor diharmonis antar keduanya bukan berarti menjamin kemenangan bagi Andi Putra (Putra Bupati dua periode Sukarmis). Terlebih majunya Andi Putra dalam gelaran pilkada 2020 kental akan unsur dinasti politik.
"Dalam konteks Riau kepala daerah atau mantan kepala daerah yang masih mengusulkan orang-orang terdekat, cendrung tak mendapat tempat di Riau, " imbuhnya.
Selain diwarnai pertarungan antar figur, Pilkada Kuansing juga menjadi ajang persaingan antar partai politik. Dalam hal ini Partai Golkar menjadi partai yang paling berhasrat merebut kursi Kuansing I. Apalagi Golkar pada pemilu 2019 berhasil memiliki 6 dari 35 kursi DPRD Kuansing. Golkar pun telah lama identik dengan partai penguasa di Kuansing, hingga akhirnya Mursini dari PPP muncul sebagai pemenang pada Pilkada 2015.