Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) membenarkan kepulangan 12 mahasiswa Indonesia dari Wuhan, Cina kembali ke Tanah Air. 

Keduabelas mahasiswa tersebut dipulangkan mengingat perlunya evakuasi terkait Virus Corona yang tengah menyerang wilayah Cina.

"Betul (Pemulangan 12 Mahasiswa di Wuhan), sudah kami konfirmasikan. Kami juga selalu berkoordiansi dan kerja sama dengan Atase pendidikan dan Kebudayaan di Beijing tiap saat untuk memantau perkembangan lanjutan di sana," kata Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa malam (28/1).

Nizam memastikan keduabelas mahasiswa yang dipulangkan ke Indonesia ini dalam keadaan sehat, meski sejauh pihaknya belum memperoleh rincian daftar detail dari mahasiswa tersebut terkait tempat berkuliahnya.

Dikatakan saat ini, masih ada sekitar 250 mahasiswa di Negara Titai Bambu tersebut. Bukan hanya di Wuhan, mahasiswa Cina juga mencakup kota besar lainnya seperti di Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan. 

Nizam menghimbau para siswa yang masih tinggal di sana untuk bertahan di karantina, sembari menunggu proses evakuasi lebih lanjut. 

"Semua akan kami pantau bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Kami saat ini tengah membahas terkait evakuasi yang maksimal," kata Nizam.

Sebelumnya melalui laporan tertulis dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Beijing, Yaya Sutarya, pihak KBRI terus melakukan koordinasi melalui grup jejaring sosial gabungan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) dan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (Dit. PWNI dan BHI) untuk memonitor perkembangan langsung dari lapangan serta berkoordinasi dengan otoritas setempat. 

Dilaporkan Yaya, saat ini persediaan logistik masih mencukupi hingga 5--7 hari ke depan. Per 28 Januari 20 Januari 2020, KBRI telah menyalurkan bahan logistik ke WNI yang berada di Wuhan. Logistik yang telah disiapkan di antaranya makanan, obat, masker, dan alat kebersihan. 

"Jadi masing-masing kampus kita bisa kontak dan update dua kali sehari, pagi dan malam hari," lapor Yaya.