Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menilai penemuan dan eksplorasi sumur baru sepanjang tahun 2019 tidak memenuhi target. Hal itu yang membuat pihaknya tidak yakin target produksi siap jual atau lifting minyak dan gas (migas) pada tahun ini tidak akan tercapai.
"Lifting minyak dan gas, saya tidak terlalu optimistis bahwa ini akan terpenuhi," katanya, di kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (28/1).
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi penerimaan Migas hingga November 2019 hanya mencapai 741 ribu barel per hari dari target APBN 775 ribu barel per hari. Sedangkan untuk tahun 2020, pemerintah menargetkan lifting minyak sebanyak 755 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 1,191 juta barel per hari.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu percaya, dengan tertekannya angka lifting migas, akan berpengaruh pula pada penerimaan pajak di tanah air. Hingga pada akhirnya, akan mempengaruhi juga pendapatan negara.
"Lifting yang cukup tertekan akan berdampak pada penerimaan pajak Indonesia tahun ini. Harga, lifting dan nilai tukar mungkin akan memberikan downside risk pada pertumbuhan penerimaan perpajakan kita," katanya.
Meski begitu, Menkeu tetap berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 dapat tetap mencapai target. Dengan dibantu oleh penerimaan dari sektor lainnya, serta pertumbuhan penyaluran kredit.
"Harapan kita masih kepada pertumbuhan ekonomi kita akan jaga di atas 5 persen. Dan diharapkan suku bunga bisa diterjemahkan dalam pertumbuhan kredit yang lebih baik," ujarnya.