Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro melihat dengan kebijakan Kampus Merdeka yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, maka akan membuka minat mahasiswa melakukan penelitian.
Bambang menepis anggapan bahwa dengan digaungkannya kebijakan Kampus Merdeka di Pendidikan Tinggi, akan membuat minat penelitian akan berkurang karena mahasiswa akan lebih didorong pada sektor vokasional dan pengalaman kerja di lapangan.
"Kalau kami melihat dengam mahasiswa S1 di luar lima semester yang wajib di kampus, berarti kalau ada mahasiswa yang punya minat menjadi calon peneliti misalkan, maka mereka bisa magang dan ikut dalam penelitian langsung. Atau model kuliah kerja nyata di daerah, itu nanti akan berpotensi meningkatkan jumlah peneliti di masa depan," kata Bambang saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (27/1).
Bambang optimis dengan kebijakan Kampus Merdeka yang dikeluarkan Nadiem, Mahasiswa akan lebih punya akses melakukan penelitian. Sesuatu yang selama ini kurang bisa diraih mahasiswa karena harus menjalani perkuliahan di dalam kampus selama 8 semester.
"Karena penelitian pasti paling banyak datangnya dari mahasiswa. Nah, kalau sekarang memang agak susah kita mencari mahasiswa yang interest pada penelitian. Karena akses dia terhadap penelitian terbatas. Kalau dia 8 semester harus habis di kampus, maka yang jadi peneliti adalah yang memang dari awal niat jadi peneliti," ujar Bambang.
"Nah dengan adanya model dari Mendikbud ini, kita harapkan dengan kemungkinan tiga semester dia di luar, maka yang barangkali ingin mencoba terlibat penelitian, itu punya akses yang lebih besar. Tentunya nanti kami akan mencoba menyambut ini dengan terus melakukan dorongan. Misalkan, penerima hibah ini dalam penelitian melibatkan mahasiswa yang S1 tadi. Yang memang sudah dalam kategori dia sudah boleh magang atau boleh terlibat sebagai asisten peneliti lah," tambahnya.
Bambang mengatakan kebijakan tersebut akan membuat kans munculnya peneliti baru menjadi makin besar. Hal itu karena biasanya banyak ingin jadi peneliti selama ini memiliki keterbatasan. Dengan adanya Kampus Merdeka, maka intinya kedepan pihak pemerintah bisa memberikan akses lebih besar kepada orang yang mungkin tertarik menjadi peneliti.
"Dibandingkan sebelumnya, bagi kami ini positif untuk memperkuat penelitian. Kemudian, membuat universitasnya lebih terdiversifikasi, tidak hanya fokus di pengajaan tapi juga semakin mendorong penelitian," ujar Bambang.