Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementerian Perindustrian, Eko S.A Cahyanto menyebut, terdapat enam langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan SDM industri yang kompeten.
Pertama, penerapan dual sistem model Jerman dalam pengembangan pendidikan vokasi industri. Kemenperin, bekerja sama dengan berbagai lembaga serta perusahaan industri untuk menerapkan dual sistem ini. Bahkan, kerjasama dengan Jerman secara langsung juga dilakukan untuk lebih menguatkan penerapan sistem vokasi ini.
"Kedua, Pembangunan banyak politeknik dan akademi komunitas di kawasan-kawasan pusat pertumbuhan industri," kata Eko di Jakarta, Senin (27/1).
Langkah ketiga, lanjut Eko, penerapan sistem link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. Saat ini, Kemenperin telah memfasilitasi kerjasama 2.612 SMK dengan 855 perusahaan industri yang membentuk 4.997 kerja sama.
"Keempat, menyelenggarakan pendidikan dan latihan 3 in 1 yang bersifat lengkap. Pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja. Kita kerja sama dengan industri dan mengambil instruktur dari industri. Kurikulum, modul pelatihan, sampai instrukturnya berasal dari industri," jelasnya.
Selanjutnya, lanjut Eko, pembangunan infrastruktur kompetensi dan sertifikasi kompetensi tenaga kerja industri. Terakhir, membangun pusat pengembangan teknologi industri 4.0.
"Saat ini kita sedang membangun satu pusat di Jakarta dan enam satelit di berbagai daerah seperti Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, Jogjakarta, dan Kendal. Kami mengharapkan dari pusat-pusat ini akan tercipta lebih banyak skill yang dibutuhkan di industri 4.0," jelasnya.
"Hasil studi dari beberapa lembaga jelas menunjukkan bahwa kita perlu melakukan retrain baik dalam rangka re-skilling maupun up-skilling tenaga kerja yang ada. Sehingga bisa menyelesaikan dari kebutuhan industri saat ini," tambah Eko.