Kupang, Gatra.Com --- Untuk mengantisipasi wabah penyakit Flu Cina (pneumonia)akibat virus Corona Pemprov NTT menyiagakan 9 Thermal Scanner. Kesembilan Thermal Scanner ini ditempatkan di Bandara El Tari, Pos lintas batas antar Negara, Wini ( Kabupaten TTU ), Motaain ( Belu ) Motamasin ( Malaka ) dan Bandara Labuan Bajo Manggarai Barat.
"Sesuai dari Kementerian Kesehatan RI kami telah menyiagakan 9 Thermal Scanner di dua Bandara dan tiga titik Pos lintas batas antar Negara. Kami telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang agar mengaktifkan sembilan (9) Thermal Scanner itu ,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT drg Domi Mere kepada Gatra.Com pertelepon ( 26/1).
Dia meminta kepada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan agar siapa saja yang masuk ataupun keluar dari Provinsi ini, baik penumpang dari mancanegara maupun domestik agar terpantau.
“Kami telah minta petugas KKP untuk pantau arus manusia baik yang masuk maupun keluar NTT. Ini untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Dengan demikian jika sudah ada yang terpapar, dapat segera ditangani dengan cepat dan secara dini serta tidak menyebar ,” jelas drg Domi Mere.
Untuk sementara jelas Drg Domi Mere alat-alat ini dua ditempatkan di Bandara El Tari, dua, berikutnya dua di Bandara Komodo Labuan Bajo, dan Pos lintas antara Negara dengan Timor Leste masing –masing Motaain, dua, Mota Masin dua, dan Wini dua.
“Penempatan alat Thermal Scanner ini di Labuan Bajo karena daerah ini telah menjadi kawasan pariwisata premium dan telah masuk dalam destinasi pariwisata internasional. Kami telah meminta lagi pihak Kementrian kesehatan untuk menambah jumlahnya untuk ditempatkan pada bebarapa titik di Sumba, Alor dan Rote Ndao ,” ujar drg Domi Mere.
Mantan Sekretaris Daerah Ende itu menyebutkan gejala orang yang terkena virus Corona sama seperti flu biasa. Tetapi pada akhirnya akan menjurus seperti penyakit SARS dan MERS, menyerang pernapasan bagian atas. “Yang menjadi bahaya kalau sudah menyerang pernapasan bagian bawah, maka bakal terjangkit penyakit Pneumonia dan penyakit lainnya.
"Kalau tidak ditangani secara cepat, akan membahayakan keselamatan jiwa. Karena penangannya harus saksama, maka petugas kesehatan pun harus diberikan protap dan perlindungan diri. Termasuk juga kita akan menyiapkan ruangan (isolasi) khusus di RSUD W.Z Johannes kalau ada penderita yang terpapar virus ini,” jelas Dominikus.
Drg Domi menyebutkan pihaknya juga telah mengirimkan beberapa surat peringatan dan kewaspadaan dini kepada Dinas Kabupaten/Kota agar melakukan kegiatan kerja bakti pemberantasan sarang nyamuk dan kegiatan menguras, menutup dan mengubur (3 M) sebelum musim penghujan.
“Kami telah mengingatkan melalui surat menyurat kepada kepala 22 Dinas kesehatan Kabupaten / Kota di NTT untuk terus mamaanatau dan mewasdai virus corona ini. Prinsipnya, Pemerintah Provinsi akan berupaya sekuat tenaga memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat ,” ujarnya.
Seperti diketahui, organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) dalam keterangannya pada 23 Januari 2020 menyatakan Novel Corona Virus (NCoV) merupakan kasus high risk di China, regional dan global.
Total sudah 584 kasus dengan total 575 kasus dari 25 wilayah di China dengan 17 orang meninggal dunia di Provinsi Hubei China.