Purwokerto, Gatra.com – Komitmen pemerintah daerah (Pemda) dinilai masih rendah untuk menumbuhkembangkan bisnis di kalangan pengusaha muda usia, terutama di bidang digital. Direktur Kopkun Intitute, Purwokerto, Firdaus Putra hingga saat ini belum terlihat ada upaya kongkret pemerintah untuk mendukung berkembangnya yang startup anak muda.
Menurut dia, seharusnya pemda bisa memberi dukungan setidaknya berupa fasilitas. Pasalnya, untuk mengembangkan sebuah platform, sering kali pengembang terkendala modal, alat dan tempat. "Sejauh ini saya belum melihat langkah kongkret pemerintah. Belum ada,” ucapnya.
Senada dengan Firdaus, Wakil Rektor Universitas Amikom Purwokerto, Rahman Rasyidi juga menganggap dukungan pemerintah daerah ke perkembangan dunia Informasi dan Teknologi (IT) masih minim. Terutama di dunia programming.
Meski banyak komunitas IT yang berkembang, akan tetapi perhatian pemda tak nampak. Terkecuali untuk IT terapan. IT terapan yang dimaksud adalah penggunaan sebuah produk atau aplikasi program. “Saya belum melihat ya. Jadi memang masih sangat minim dukungannya,” ucapnya.
Padahal, potensi pengembangan sebuah aplikasi lokal kini tengah menjamur. Misalnya, aplikasi Beecer. Sebuah startup karya anak muda Banyumas untuk berbelanja kebutuhan sayuran dan kebutuhan lainnya.
Kata dia, karya ini sangat lekat dengan lokalitas yang bisa dibanggakan. Beceer adalah bahasa lokal Banyumas untuk berbelanja. Maknanya pun merujuk ke komoditas tertentu yang sederhana.
Rahman mengaku sempat berharap banyak ketika Bupati Banyumas, Achmad Husein mewacanakan aplikasi ojek online (Ojol) lokal Banyumas. Bahkan namanya pun sudah populer, Jek-Nyong, atau Ojek meng Nyong.
Jek-Nyong ini menurut dia juga ide brilian, meski adopsi dari aplikasi yang sudah lebih populer sebelumnya, misalnya Grab atau Gojek. Sayangnya, wacana itu tak dieksekusi. “Ya setidaknya belum. Saya belum melihat,” ujarnya.
Terkini, Jek-Nyong justru tersalip oleh aplikasi ojol komunitas lainnya, NU-Jek, sebuah aplikasi sejenis dari komunitas NU. Dia pun mengapresiasi komunitas yang berhasil merealisasikan rencananya menjadi sebuah produk yang bisa dinikmati masyarakat.