Home Politik Komandan OPM Lekagak Telenggen Kenal NM yang Ditembak Polisi

Komandan OPM Lekagak Telenggen Kenal NM yang Ditembak Polisi

Intan Jaya, Gatra.com --- Komandan Operasi Umum Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Mayjen Lekagak Telenggen membantah bahwa NM yang ditembak polisi di Nabire adalah anggotanya. Dia mengaku mengenal NM, namun alih-alih mengakui sebagai anggotanya, dia justru menuding NM sebagai intel polisi. "Kami sudah lama kenal oknum anggota BIN lokal tersebut," kata Lekagak.

Karena itu pihaknya juga memburu NM untuk menghabisinya. "NM itu kami sudah ketahui jauh-jauh sebelumnya dan dengan kami pasukan TPNPB tidak ada akses sama sekali. NM ini kami duluan mau tembak mati, namun karena dia takut belum pernah muncul," katanya.

Bantahan itu dikeluarkan Lekagak terkait informasi TNI-POLRI yang telah menewaskan Komandan Operasi TPNPB Kodap 29. "Itu rekayasa Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau," tudingnya.

"Sebenarnya NM adalah anggota Intel yang sudah lama dipasang untuk mengambil senjata yang pernah dirampas pasukan TPNPB pimpinan Ayub Waker tahun 2015 yang lalu. Kami sudah lama kenal oknum anggota BIN lokal tersebut," katanya.

Baca juga: Boss OPM Lekagak Telenggeng Minta Doa Perang di Intan Jaya

"Pada awal kesepakatan antara aparat kepolisian dengan berinisial NM tahun 2015 dimana Pihak Pasukan Keamanan Indonesia doktrin kepada NM bahwa kamu nanti ambil senjata yang dirampas pasukan TPNPB di Ugimbah Tembagapura itu. Dan kemudian kembalikan ke kami," katanya.

"Untuk itu setiap bulan kamu menerima uang dari kami sebesar Rp30 juta. Dan apabila sampai tahun 2020 Kamu tidak berhasil mengembalikan senjata tersebut, maka kami kepolisian akan tembak kamu," Lekagak bercerita.

"Itu perjanjian antara pasukan TNI-POLRI dan berinisial NM atau masyarakat Binaan Aparat TNI-Polri itu. Jadi NM itu bukan Pimpinan atau bukan anggota TPNPB-OPM," tegasnya.

"Maka saudara Kapolda Papua Paulus Waterpau mengatakan Pimpinan TPNPB itu sangat tidak benar dan pembohongan publik," cerita Lekagak Telenggen dari Intan Jaya.

18510