Semarang, Gatra.com - Ketua Umum Lembaga Dakwah Indonesia (LDII) Prof. Abdullah Syam menyatakan jika ormas yang dipimpinnya menganut asas bebas aktif bagi para kadernya dalam berpolitik.
Dia menampik jika LDII yang selama ini masih dikait-kaitkan menjadi bagian salah satu partai besar yakni Partai Golkar. LDII menurutnya tidak dalam bayang-bayang partai penguasa jaman Orde Baru itu.
"Kader kami bebas aktif, bebas memilih partai politik mana saja. Baik saat Pileg, Pilkada maupun ikut meramaikan Pilpres," katanya, disela Muswil ke-7 LDII Jawa Tengah, di Semarang.
Abdullah Syam menjelaskan, jika pada jaman Orba dengan kebijakan pemerintah saat itu yang represif terhadap ormas maka mau tidak mau LDII sebagai ormas Islam menjadi bagian Golkar saat itu.
"Lalu lahirlah UU Ormas, maka LDII tidak di bawah partai mana pun, jadi kita netral dan aktif," jelasnya.
Namun begitu, dia tidak menampik jika ada beberapa kader LDII menjadi bagian penting dalam perpolitikan dan suatu parpol. Baik di legislatif maupun eksekutif.
"Silakan anggota boleh masuk ke partai mana pun, untuk kegiatan yang lebih positip. Jadi ada masuk ke Golkar, Geridnra, PDIP, dan lainnya," katanya.
Secara historis, dia menyebut ada sekitar 340 kader LDII yang ikut terlibat meramaikan kontestasi pada Pileg 2019 lalu dengan kendaraan aneka parpol.
"Ada 2 di Golkar, 1 PAN, 1 Gerindra, legislatif kemarin. Saat ini jadi 1 di PAN, 3 di Golkar untuk nasional. Kalau di daerah banyak," terangnya.
Kepada kadernya yang masuk di perpolitikan, diingatkannya untuk selalu memegang kebijakan lembaga ormasnya yakni kader boleh dimana-mana tapi jangan kemana-mana.
"Artinya tetap menjadi LDII dia harus berperilaku baik, jujur, amanah, dan kerja keras sampai berhasil. Secara sosial rukun, kompak, dan kerjasama yang baik," katanya.
Muswil ke-7 LDII Jateng digelar pada 25 sampai 26 Januari 2020, di Hotel Patra Semarang. Sejumlah agenda dibahas diantaranya pemilihan Ketua DPW LDII Jateng periode 2020 sampai 2025.