Pekanbaru, Gatra.com - Sedari tadi Tika berusaha membujuk Ngatini untuk tenang dulu, biar dia bisa leluasa memeriksa kehamilan betina berumur 20 tahun itu.
Bujukan Tika tak terlalu berhasil, sebab Ngatini tetap saja gelisah. Berkali-kali dia mencoba mengelak dari peralatan Ultrasonography (USG) dokter hewan dari Tim Medis Pusat Rehabilitas Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) itu.
Menengok 'istri'nya gelisah, Robin, 'suami' Ngatini mulai ikut membujuk. Jantan berumur 22 tahun itu mengibaskan belalainya pelan dan mendekati 'istri'nya itu.
"Kayaknya nanti kita harus ulangi lagi. Enggak bisa kelihatan jenis kelaminnya. Tapi hamilnya sudah 4 bulan, lho," Tika menyimpulkan hasil pemeriksaannya, Kamis (23/1).
Dapat kabar gajah betina itu hamil, para pecinta satwa dan keluarga besar Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sumringah.
"Alhamdulillah, kabar gembira nih buat kita. Tapi jenis kelamin janinnya belum tahu lantaran Ngatini kurang nyaman. Pemeriksaan kita jadwalkan kembali," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada Gatra.com, Jumat (24/1).
Haryono berharap janin yang dikandung Ngatini sehat hingga lahir nanti. "Biar populasi gajah di Riau bertambah," katanya.
Sudah tiga tahun Robin dan Ngatini di Taman Wisata Alam Buluh Cina Kabupaten Kampar itu. Pasangan gajah ini dipindahkan dari Pusat Latihan Gajah Riau Minas Kabupaten Siak, Maret 2017 lalu untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke TWA Buluh Cina tadi.