Jakarta, Gatra.com - Kebijakan Kampus Merdeka yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam salah satu poinnya menyampaikan untuk menjamin hak mahasiswa belajar di luar prodinya.
"Ini kan ada delapan semester untuk mahasiswa S1, dari delapan semester itu kami sebagai Kementerian membijakkan untuk perguruan tinggi memberikan hak untuk 3 semester dari 8 semester bisa diambil di luar prodi," kata Mendikbud Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1).
Nadiem mengatakan, kebebasan mahasiswa untuk belajar diluar prodi tersebut dimaksudkan guna mengembangkan potensi mahasiswa. Karena, kedepan kebutuhan perusahaan maupun industri akan semakin berkembang.
"Saat ini mahasiswa kita hanya belajar di satu disiplin, dan satu tempat yakni kampus. Bagaimana dia bisa survive? Kita ingin dia belajar berbagai rumpun ilmu dan tidak hanya di kampus. Jika diibaratkan berenang, kita ingin merubah program S1 agar dia bisa belajar berbagai hal," tutur Nadiem.
Nadiem memberikan hak kepada mahasiswa mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan definisi satuan Kredit Semester (SKS).
Dijelaskan Nadiem saat ini bobot SKS untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat kecil dan tidak mendorong mahasiswa untuk mencari pengalaman baru.
"Perguruan tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela, jadi mahasiswa boleh mengambil ataupun tidak, SKS di luar kampusnya sebanyak dua semester atau setara dengan 40 SKS. Ditambah magaasiswa juga dapat mengambil SKS di Prodi lain di dalam kampusnya sebanyak satu semester dari total semester yang harus ditempuh. Tetapi, kebijakan ini tidak berlaku untuk prodi kesehatan," katanya.
Mendikbud juga menjelaskan, ada perubahan pengertian mengenai SKS. Saat ini, SKS diartikan sebagai "jam kegiatan", dan bukan lagi "jam belajar".
"Kegiatan dini berarti belajar di kelas, magang, atau praktik kerja di industri atau organisasi, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirasuaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil," ujar Nadiem.