Jakarta, Gatra.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko kembali membantah, opini yang berkembang terkait adanya dugaan keterlibatan Istana di kasus Jiwasraya dan Asabri. Malahan, khusus untuk kasus Jiwasraya sudah masuk ke ranah hukum, yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung.
Untuk itu, eks Panglima TNI ini menambahkan, sebaiknya semua pihak menunggu hasil proses hukum yang sedang dijalani oleh Kejaksaan Agung.
"Jadi kita tunggu saja hasilnya. PPATK juga sudah bekerja, nanti kan ketahuan semua, siapa sih yang bermain-main di daerah itu. Kita sudah serahkan kepada penegak hukum, jadi kita tidak usah intervensi," kata Moeldoko ditemui awak media di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/1).
Selanjutnya, Moeldoko juga membantah kedekatan dirinya dengan Mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Harry Prasetyo yang juga pernah berkerja di KSP.
Baca juga: Kejagung Tahan 5 Tersangka Korupsi Jiwasraya
"Begini loh, Jiwasraya sama sekali tidak ada hubungan dengan Moeldoko, KSP, apalagi Istana. Jauh-jauh sekali, bener bener jauh tidak ada. Tetapi, Mantan Dirkeu Jiwasraya pernah di KSP itu iya. Kenapa bisa di KSP. Di situ mungkin sdm kita ada keteledoran. Tapi kan persoalannya kita tidak mengerti background dia sesungguhnya," ia menjelaskan.
"Waktu masuk KSP kan tidak seperti sekarang ini bermasalah. Kalo mau mengait-ngaitkan silahkan saja. Saya juga punya hak untuk menjawab dong. Apalagi, kalo itu sudah nyinggung-nyinggung saya. Saya punya alasan untuk membela diri. Nanti bisa dilihat apakah pernah si Harry-nya setor ke gw, kan ada di PPATK. Nanti BAP kan akan menyampaikan dengan jelas," tambahnya.
Oleh karena itu, Moeldoko meminta agar publik tidak.membangun persepsi yang salah. "Jangan berhalusinasi, 2024 masih jauh. Jangan nembak-nembak yang tidak-tidak," pungkasnya.