Banyumas, Gatra.com – Gedung bekas Pabrik Gula (PG) Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah diubah menjadi pusat industri garmen rintisan. Gedung tua yang semula tak berdaya guna itu dimanfaatkan untuk industri manufaktur yang dinilai meningkatkan harga dan menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Banyumas, Amrin Ma'ruf mengatakan, pabrik garmen di bekas pabrik gula Kalibagor itu akan menjadi barometer untuk memperluas skala industri garmen di Banyumas. “Ini harus benar-benar dikawal agar semuanya lancar,” katanya, Kamis (23/1).
Ia menyebut, secara umum operasional pabrik garmen rintisan ini sudah berjalan dengan baik. Meski begitu, dalam pelaksanaannya tetap ada kendala. Salah satunya adalah kesiapan tenaga kerja.
Dari 600 orang yang dibutuhkan, kini baru kisaran 160 orang yang terserap. Pasalnya, di sekitar Banyumas masih belum banyak tenaga terampil siap kerja. “Proyeksinya kan sampai 600 orang. Ini adalah PR kita,” ucapnya.
Meski begitu, dia yakin secara bertahap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan terpenuhi. Pasalnya, manajemen pabrik terus melakukan pelatihan untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak yang bermuara ke produksi yang optimal.
Bahkan, kata dia, pabrik garmen ini memiliki proyeksi tenaga kerja hingga kisaran 1.500 orang. Tiap bulan, antara 50-100 orang dilatih dan diseleksi untuk menjadi pekerja di pabrik ini. “Kita harus memastikan pabrik garmen di Kalibagor ini lancar. Kalau sudah berjalan, rencananya akan dibuka kawasan industri garmen di Wangon,” ucapnya.
Amrin mengungkapkan, di Wangon Pemda Banyumas memiliki 40 hektare lahan yang siap digunakan. Pemda akan mempersiapkan jalan dan infrastruktur lain untuk menunjang agar operasional pabrik lebih mudah. “Sudah ada investor-investor yang siap. Nah, kita memfasilitasi itu,” ujarnya.