Siak, Gatra.com - Kalau saja lahan di semua kecamatan ready, semuanya pasti bakal kebagian Ruang Terbuka Publik (RTP). Tapi lantaran ada kendala soal lahan ini, akhirnya cuma delapan kecamatan yang dibangun. Itu dimulai sejak empat tahun lalu.
"Sebenarnya tinggal empat kecamatan yang belum punya RTP; Lubuk Dalam, Kerinci Kanan, Sungai Mandau, Sabak Auh, Koto Gasib. Tualang tahun ini akan dibangun persis di samping Kantor Koramil Perawang," rinci Kepala Bidang Pertamanan Dinas PU Tarukim Siak, Izram kepada Gatra.com, Kamis (23/1).
Soal biaya pembangunan RTP tadi kata Izram, rata-rata menyedot biaya sekitar Rp Rp1,3 miliar. Lantaran biayanya besar, makanya penganggaran masing-masing RTP itu dua tahap.
"Kayak RTP di Kecamatan Sungai Apit. Tahun lalu anggarannya Rp862 juta, tahun ini sekitar Rp500 juta," katanya.
"Rencana Umum Pengadaan (RUP) kedua proyek ini sudah masuk ke Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa Kabupaten Siak. Mungkin akhir bulan ini dilelang," katanya.
Menurut Izram, pembangunan RTP di tiap kecamatan merupakan kebutuhan masyarakat yang mesti dipenuhi. Belum lagi lantaran Kabupaten Siak sudah digeber menjadi tujuan wisata di Pulau Sumatera, pemerataan pembangunan tempat-tempat wisata musti dilakukan.
"Ini sesuai konsep Bupati Siak. Setiap kecamatan harus ada taman, biar enggak ada kecemburuan antara orang kecamatan dengan mereka yang tinggal di ibukota kabupaten (Siak Sri Indrapura)," katanya.
Kalau di masing-masing kecamatan sudah ada taman kata Izram, masyarakat akan merasakan apa yang dirasakan masyarakat yang tinggal di ibu kota kabupaten.
"RTP yang dibangun sama seperti RTP pada umumya. Ada tempat bermain, pohon pelindung dan lain-lain. Warga bebas masuk, enggak bayar. Yang di Sungai Apit, sudah banyak masyarakat yang datang ke RTP itu meski belum rampung. Begitulah pentingnya RTP tadi buat mereka" ujarnya.
Reporter: Sahril Ramadana