Jakarta, Gatra.com - Mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran, Republik Azerbaijan dan Republik Turkmenistan Iwan Wiranataatmadja mengatakan bahwa tidak akan ada perang besar yang terjadi akibat eskalasi konflik Amerika Serikat dan Iran.
Iwan melihat setidaknya ada beberapa faktor. Misalnya, faktor Iran sebagai salah satu negara penyuplai minyak terbesar di dunia. Iran juga memiliki wilayah pesisir yang memasok kebutuhan 90% minyak dunia. Banyak pihak akan menuntut agar kedua tersebut meredam, karena akan mempengaruhi keadaan global.
"Menurut saya tidak sampai ke sana. Perang-perang lokal mungkin saja. Misalnya, proxy war yang selama ini digenjarkan Iran di wilayah Timur Tengah," kata Iwan di sela-sela diskusi yang digelar Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) soal Amerika dan Iran, Jakarta, Kamis (23/1).
Iwan menjelaskan salah satu keunggulan Iran adalah, mereka mampu memainkan proxy war. Mereka mampu mengomandoi seluruh partisannya yang menyebar di negara-negara teluk dan kawasan Asia Tengah.
"Iran yang sekarang bukan Iran yang dulu. Iran sekarang sudah belajar. Mereka adalah bangsa yang belajar. Dan mereka belajar sangat cepat. Dan, dengan kepintarannya, mereka sangat ditakuti Israel," tambah Iwan.
Senada denga Iwan, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri RI Ferdy Piay mengatakan bahwa kawasan Timur Tengah memang rentan terhadap stabilitas. Timur Tengah adalah supplier dari 30% minyak global.
"Kalau ada konflik, maka suplai terganggu. Iran adalah urat nadi minyak. Ia juga punya garis pantai yang strategis dan punya cadangan minyak dan gas yang sangat besar," ujar Ferdy.
Dengan kondisi semacam itu, kendati persenjataan dan instalasi militer AS jauh lebih lengkap, canggih, dan masif, namun Amerika tidak akan serta-merta menggempur dan memborbardir Iran. Kendati demikian, stabilitas di kawasan tersebut tetap memengaruhi kondisi internasional, termasuk Indonesia.
"Ketika terjadi pembunuhan Soleimani, kita langsung memanggil Dubes AS dan Iran, dan menegaskan posisi kita bahwa kita tidak mengingkan adanya eskalasi," ucap Ferdy.