Davos, Gatra.com - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan strategi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas nasional dan nilai ekspor Indonesia.
“Di tengah kondisi perekonomian global yang diprediksikan mengalami pelambatan, Indonesia menunjukan performa positif. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi dapat mencapai 5,3% dengan tingkat inflasi yang terkendali,” kata Airlangga saat menjadi panelis pada sesi “Government’s Strategy: Advancing Nation’s Productivity and Export” yang diselenggarakan di Indonesia Pavilion, di Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) Davos 2020, Rabu waktu setempat, (22/1) .
“Dengan modalitas yang dimiliki serta pelaksanaan economic transformation, kita percaya diri bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif, di tengah kondisi perekonomian global yang menghadapi ketidakpastian (uncertainty),” ujar Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang melakukan berbagai kebijakan afirmatif sebagai pilar utama transformasi ekonomi nasional. Berbagai langkah kebijakan seperti simplifikasi peraturan nasional melalui Omnibus Law (khususnya RUU Cipta Lapangan Kerja dan RUU Perpajakan), serta berbagai kebijakan yang fokus pada peningkatan investasi pada sektor industri yang memberikan nilai tambah tinggi (high value-added industri).
“Itu diharapkan akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas 6% dalam kurun waktu 2020-2024,” ujarnya.
Bertempat di Davos Congress Centre, Menko Airlangga bersama Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Perindustrian, Menteri Komunikasi dan Informasi, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menghadiri forum ”Multilateral Meeting on WEF ASEAN Summit 2020”.
Dalam forum yang diikuti pula oleh sejumlah pengusaha nasional dan pejabat WEF dibahas mengenai rencana pelaksanaan pertemuan WEF on ASEAN pada bulan Juli 2020 dimana Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah.
WEF on ASEAN Summit ini diharapkan dapat menjadi sarana tukar gagasan terkait beberapa topik yang penting bagi perkembangan kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik seperti: pembangunan infrastruktur, konektivitas, pengembangan industri dan pelestarian lingkungan.
Pembahasan terkait Keuangan Inklusif (inclusive finance) tidak luput dari topik yang disampaikan Menko Airlangga dalam forum WEF ini.
Dalam pertemuannya dengan Presiden VISA dan Ratu Maxima dari Belanda, sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif, Menko Airlangga berbagi mengenai perkembangan keuangan inklusif di Indonesia.
Airlangga juga menyambut positif rencana keberlanjutan kerja sama antara Pemerintah dan pihak Ratu Maxima dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia, khususnya melalui berbagai skema yang dapat menyertakan kelompok masyarakat yang berada di lapisan bawah (bottom of the pyramid).
Airlangga juga menggelar pertemuan bilateral untuk membahas peluang kerja sama ekonomi dengan ATKearney Global, Prudential, Menteri UKM dan Startup Korea Selatan, serta ArcelorMittal.
Bertempat di Hotel Morosani Schweizerhof, ”Indonesia Night” menjadi penutup agenda Menko Airlangga hari ini.
Dalam gelaran ini ditampilkan kesenian Indonesia berupa atraksi tarian dan gamelan yang dimainkan oleh warga Swiss yang dibina oleh KBRI Bern.