Torehan 5 medali emas, 6 perak dan 5 perunggu dalam ajang SEA Games tidak membuat PB PASI puas diri. Peningkatan mental dan teknik menjadi utama. Genjot kaderisasi dengan membentuk tim bayangan.
Sepucuk surat dari Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kepada Ketua Umum Pengurus Provinis PASI Seluruh Indonesia, menjadi pengantar pemulangan 29 atlet usai gelaran SEA Games 2019 di Filipina. Bertarikh 30 Desember silam, para atlet dan pelatih tersebut resmi kembali ke daerahnya masing-masing. Namun, tidak untuk nama Sapwaturrahman Sanapiah Arsyad dan Emilia Nova.
Kedua nama ini bertahan di pelatnas dan rencananya akan disiapkan untuk pra Olimpiade Tokyo pada 2020. "Hampir semua, kecuali saya sama Emil, dua atlet dua pelatih, di mana rumornya untuk proyeksi Olimpiade,'' kata Sapwa kepada Wahyu Wachid Anshory dari GATRA.
Biasanya, dengan bertahannya para atlet dalam pelatnas dipastikan bagian dari proyeksi even selanjutnya. Sapwa pun mengamini, bahwa pelatih dan PB PASI sudah punya program ke depan untuk dirinya. ''Saya yakin mereka sudah mengatur program itu misal seperti try out-nya," jelasnya.
Memang dalam ajang SEA Games 2019 di Filipina, nama Sapwa sangat menonjol. Ia mampu menorehkan prestasi gemilang dengan meraih medali emas di nomor Men Long Jump. Bahkan, tidak hanya menyumbang perolehan emas untuk Indonesia, pria kelahiran Sumbawa, 13 Mei 1994 ini juga memecahkan rekor SEA Games.
Lompat jauhnya yang mencatatkan jarak 8,03 meter di Athletic Stadium, New Clark City, Filipina ini ternyata memecahkan rekor yang ada sejak SEA Games 2007. Rekor dengan lompatan sejauh 7,87 meter yang sudah dipegang Hendry Dagmil, atlet asal Filipina selama 12 tahun ini pun berhasil dilampaui.
Melihat hasil itu, sang pelatih pun berharap Sapwa bisa terus torehkan prestasinya kembali. "Dari pelatih untuk tetap lanjutkan. Karena dari hasil jaraknya belum puas tapi bersyukurlah. Yang paling jelas ingin lolos limit Olimpiade. Itu tergantung PB PASI," ujar Sapwa.
Ia menambahkan, dalam waktu memang belum ada gelaran kejuaraan atletik besar, namun kejuaraan indoor atau world tour nantinya bisa menjadi ajang mencapai target limit Olimpiade Tokyo 2020. Sapwa pun mengakui ia terus usahakan untuk latihan, walaupun program latihannya juga tidak harus setiap hari tapi tetap wajib dijalankan. ''Harapan besarnya saya lolos ke Olimpiade. Setelah itu kita ingin juara Olimpiade," katanya.
***
Selama SEA Games 2019 kontingen Indonesia dari cabang olahraga atletik tercatat mampu meraih 5 medali emas, 6 perak dan 5 perunggu. Untuk peraih emas, pertama ada nama Emilia Nova dari nomor lari 100 meter gawang putri. Kedua, Hendro Yap dari nomor jalan cepat 20 km. Ketiga, Maria Londa dari nomor lompat jauh putri. Kemudian, keempat Agus Prayogo dari nomor lari marathon putra, dan terakhir Sapwaturrahman dari nomor lompat jauh putra.
Meski begitu, ada kekecewaan sedikit bagi pelatih sprint nasional, Eni Nuraeni. Ia mengakui masih ada catatan dan perlu banyak perbaikan dari anak asuhnya usai SEA Games 2019. Terlebih, di ajang tersebut untuk nomor sprint memang tidak berhasil menggondol medali apapun. ''Karena memang sprinter terbaiknya enggak turun, seperti si Zohri. Jadi kita pakai yang muda-muda, jadi banyakan yunior, dan seniornya yang turun masih belum terlalu bagus," ucapnya kepada wartawan GATRA, Hanisar Achmad Fauzan.
Eni membeberkan, catatan khusus pada anak asuhnya yang masih perlu dibenahi salah satunya soal mental. Mental lomba itu harus benar-benar dipersiapkan. "Terutama atlet yang baru turun di ajang SEA Games itu mentalnya perlu dipersiapkan lagi, agar lebih matang. Jadi mereka ketemu tim-tim yang bagus kadang groginya masih keluar," ujarnya.
Selain mental, kata Eni, soal teknik juga dinilainya beberapa atlet juga masih perlu diperbaiki. Terutama untuk teknik start. ''Untuk yang baru masuk Pelatnas itu masih perlu perbaikan di tekniknya, strenghtnya penguatannya," katanya.
Eni menyebut di ajang SEA Games, memang untuk nomor perorangan 100 meter hanya menduduki peringkat ke enam dan ke tujuh. Sedangkan untuk nomor estafet putra dan campuran hanya meraih peringkat ke empat. "Jadi memang ya hasilnya kurang memuaskan tapi itu memang yang baru dilatih, yang yunior itu, yang muda-muda ya baru beberapa bulan masuk, 4 bulan kayaknya baru dilatih empat bulan," ucapnya.
Mulanya Eni sempat berharap setidaknya ada salah satu dari anak asuhnya yang bisa mendapat perunggu. Namun ternyata masih meleset. Meski begitu, dirinya masih memaklumi karena para atlet tersebut baru bergabung ke Pelatnas empat bulan sebelum SEA Games dimulai. "Targetnya sih tadinya aku pikir bisa medali perunggu lah tapi ternyata masih meleset. masih kurang bagus," katanya.
Saat ini para atlet yang ia ampu itu sebagian kembali ke pengurus provinsi (pengprov) dan nantinya akan berlatih untuk persiapan PON di Papua pada Oktober 2020. Jadi yang tinggal di pelatnas yang tersisa hanya kelas remaja dan yunior. karena mereka akan menghadapi kejuaraan Asean Youth. Sedangkan untuk yang yunior ada kejuaraan Asia U-20 dengan kejuaraan Dunia U-20.
Eni menuturkan, para atlet yang dikembalikan ke pengurus provinsi bukan berarti telah selesai karirnya. Sebab, justru nantinya akan terus dipantau salah satunya lewat PON. Jika performa mereka bagus atau meningkat, kata Eni, mereka bisa dipanggil lagi ke pelatnas untuk ikut dalam SEA Games 2021 mendatang. "Tergantung hasil PON juga, kalau enggak ya kita membina yang yunior dan remaja ini, dinaikkan," katanya.
Sementara itu, Direktur Pelatnas PB PASI, Mustara pun mengakui ke depan akan ada evaluasi lanjutan mengenai para atlet dan perolehan medali tersebut. Salah satunya, PB PASI akan mempersiapkan ajang dua tahunan itu dengan tim bayangan. "Nantinya akan ada evaluasi tim dan kami akan sesegera mungkin membentuk tim bayangan (untuk) persiapan SEA Games dua tahun mendatang," ujar Mustara kepada Muhammad Guruh Nuary dari GATRA.
Tim bayangan ini, akan berisi atlet muda potensial yang sudah dibina PB PASI. Sebab Mustara menjelaskan bahwa tim utama yang sekarang harus punya pelapis atlet muda sebagai pengganti. ''Jadi eranya Agus Prayogo, Maria Londa, ini kan harus dilapis oleh junior-juniornya,'' katanya.
Menurut Mustara, memang ada beberapa calon masuk tim bayangan, yang pada saat SEA Games kemarin tampil cukup baik. Seperti halnya Halomoan Edwin Binsar Simanjutak dan Diva Renata. ''Jadi ini waktu yang baik untuk mereka dikasih kesempatan masuk ke tim inti," ucapnya.
Sementara itu, Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung mengakui dalam perkembangannya, pihak Kemenpora menginginkan dalam event SEA Games akan lebih banyak dimanfaatkan oleh para atlet lapis dua. Hal itu menjadi pertanda Kemenpora ingin memacu proses regenerasi.
PB PASI pun menyambut baik kebijakan tersebut dan sudah sejak beberapa kali SEA Games yang lalu pihaknya pun telah mengirimkan tambahan atlet-atlet muda untuk menambah pengalaman bertanding. ''Meski belum seluruh anggota tim diisi atlet muda, tapi PB PASI cukup banyak mengikutkan atlet yunior di antara 35 atlet yang terpilih dalam kontingen,'' ucapnya.
Gandhi Achmad