Karanganyar, Gatra.com- Panen raya durian menggairahkan UMKM Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo. Warganya yang kebanyakan memiliki pohon durian membuka pintu rumahnya bagi wisatawan yang ingin menikmati beraneka rasa 'si raja buah'. Andri Purwanto (32) merupakan salah satu pengusaha di warung durian 'Mas Andri'. Usahanya itu warisan orang tuanya yang kini ia dikembangkan ke sistem online dari semula konvensional.
"Panen raya durian ini, hasilnya banyak. Lebih bagus dibanding tahun lalu. Tamu juga ramai. Kebanyakan dari luar Karanganyar. Tiap hari disiapkan sampai 1.000 butir durian," kata Andri kepada Gatra.com, Rabu (22/1/2020). Warung Andri merupakan satu dari puluhan rumah penduduk Desa Gempolan yang dijadikan warung lesehan untuk menikmati si raja buah. Di kebunnya tumbuh 238 pohon yang mampu menghasilkan hingga 400 butir per individu. Dalam satu pohon, rasa durian bisa bervariasi seperti manis saja, manis pahit, pahit, ketan, susu dan legit.
Ratusan pohon itu juga beragam seperti montong, bawor, petruk dan musang king. Kepada pelanggannya, Andri menjamin ganti butir apabila buah yang dibukanya tak sesuai ekspektasi. "Rasanya anyep (dingin) atau mentah buang saja. Saya ganti yang enak. Yang buah tadi enggak usah dibayar. Ini garansi di warung Andri," kata pria berkulit sawo matang ini.
Harga per butir menyesuaikan kualitasnya. Untuk durian lokal berkualitas standar dijualnya Rp 25 ribu per butir. Sedangkan kualitas istimewa dan besar dijual sampai Rp 125 ribu per butir. Ia mengatakan wisata kampung durian di Gempolan mulai ramai enam tahun terakhir. Tamu berdatangan karena tertarik promosi yang diunggahnya di media sosial. Sebagian mengunjungi kampung durian karena langganan. Selain faktor tersebut, lanjut Andri, keberadaan Waduk Gondang berpengaruh signifikan. "Wisatanya di Waduk Gondang. Pulangnya ke kampung durian. Paling ramai akhir pekan," katanya.
Wisatawan asal Semarang, Antoni mengaku puas menikmati durian lokal. Di warung Andri, ia menghabiskan empat butir durian yang disantapnya berjamaah. "Makan durian di sini kalap. Belum berhenti kalau belum mendem duren (mabuk durian)," katanya.
Sementara itu penebas durian desa setempat, Riyanto mengatakan tak semua pohon durian menghasilkan buah bagus. Hujan menyebabkan buah di pohon terlalu berair. Akibatnya, membuyarkan rasa. "Alam yang membuat rasa durian bermacam-macam. Namun tak semua kondisi itu menguntungkan. Ada yang kebanyakan air karena hujan. Menurut saya, panenan tahun ini kurang bagus," katanya.