Washington, D.C, Gatra.com - Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan, virus yang berasal dari Cina telah didiagnosis menjangkiti seorang warga AS yang tiba di Seattle dari Cina. Virus yang menyebar dari kota Wuhan di Cina, itu menginfeksi hampir 300 orang dan sudah ada enam orang meninggal.
Korea Utara sementara waktu menutup perbatasannya dengan turis asing sebagai tanggapan atas ancaman itu. Pasien yang didiagnosis di AS dilaporkan adalah seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja kembali dari Wuhan pada 15 Januari lalu.
"Pasien mencari perawatan di fasilitas medis di negara bagian Washington karena penyakit itu. Berdasarkan riwayat dan gejala perjalanan pasien, tenaga kesehatan profesional mencurigai pasien tersebut terserang virus korona," kata perwakilan CDC yang dilansir dari BBC News, Selasa (21/1).
Korea Utara juga sudah melarang masuknya wisatawan asing yang datang dari Young Pioneer Tours, yang berbasis di Cina dan berspesialisasi dalam perjalanan ke Korea Utara. Perusahaan travel itu mengatakan, Korea Utara sudah menerapkan larangan sebagai tindakan pencegahan.
"Rincian lebih lanjut masih belum dikonfirmasi oleh mitra perjalanan kami di Korea Utara dan kami akan terus membuat semua pengumuman di masa depan di situs web kami," ujar Young Pioneer Tours.
Grup wisata lain yang melakukan perjalanan ke Korea Utara, Koryo Tours, juga mentweet hal yang sama tentang kemungkinan batas masuk wisatawan.
Sebelumnya pada hari Senin, para pejabat Cina mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa virus tersebut dapat menular dari orang ke orang. Pada saat yang sama media pemerintah Cina mengatakan, enam orang telah meninggal karena infeksi yang menyebabkan pneumonia. Sebanyak 291 kasus kini telah dilaporkan di kota-kota besar di Cina, termasuk Beijing dan Shanghai. Namun, sebagian besar berada di Wuhan yang menjadi pusat dari wabah tersebut.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di sana akhir tahun lalu dan wabah itu diyakini terkait dengan pasar makanan laut yang juga menjual hewan hidup. Selain Amerika Serikat, dua kasus telah diidentifikasi di Thailand, satu di Jepang, satu di Korea Selatan dan satu di Taiwan.
Semua yang terinfeksi baru saja kembali dari Wuhan. Pihak berwenang di beberapa negara, termasuk Australia, Singapura, Hong Kong, Taiwan dan Jepang telah meningkatkan pemeriksaan penumpang udara dari Wuhan.
Pemerintah AS pekan lalu mengumumkan langkah serupa di San Francisco, Los Angeles dan New York. Mereka sekarang telah memiliki rencana untuk memperkenalkan tindakan serupa di bandara Chicago dan Atlanta pekan ini. Di Australia, seorang pria yang baru pulang dari Wuhan ditempatkan di karantina dan sedang menjalani tes.
Sebuah laporan oleh Pusat Analisis Penyakit Infeksi Global di Imperial College, London menyarankan, mungkin ada lebih dari 1.700 infeksi. Namun, Gabriel Leung, dekan kedokteran di Universitas Hong Kong, menempatkan angka itu mendekati 1.300. Virus yang dikenal juga sebagai 2019-nCoV, dipahami sebagai jenis baru coronavirus yang sebelumnya belum diidentifikasi pada manusia.